RUANGPOLITIK.COM–Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai gabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) kedalam kabinet Jokowi-Ma’ruf untuk mendapatkan kekuasaan. Tak hanya itu, ia menyebut bergabungnya PAN juga untuk mengamankan kasus-kasus hukum.
“Ya bisa ingin dapat kekuasaan, salah satunya ingin dapat posisi menteri. Bisa juga tuk amankan kasus-kasus hukum. Karena jika ada dipemerintahan, bisa amanlah kira-kira seperti itu,” kata Ujang, kepada RuPol, Selasa (08/03/2022).
Lebih lanjut, Ujang menilai, partai-partai koalisi Jokowi saat ini sudah tidak ada yang merasa keberatan jika PAN bergabung dalam kabinet Jokowi-ma’ruf. Sebab, partai-partai koalisi sudah fokus untuk Pemilu 2024 mendatang.
“Partai-partai di koalisi Jokowi juga sudah main masing-masing. Sudah fokus pada Pemilu,” ungkapnya.
Saat ditanyai posisi menteri manakah yang akan diisi oleh PAN, Ujang menyampaikan hanya Jokowi yang tahu. Namun, menurutnya menteri yang akan diisi oleh PAN yakni menteri yang diisi dari non parpol.
“Kelihatannya tidak menggeser kursi menteri dari partai lain. Tapi akan mendelete kursi menteri dari non parpol,” imbuh Ujang.
Berita Terkait:
Kader PAN Desak Zulhas Cabut Pernyataan Dukung Tunda Pemilu
Tawarkan Konsep Islam Tengah, Survei IPO: Elektabilitas PAN Meningkat
NasDem Tolak Usulan PKB dan PAN soal Penundaan Pemilu 2024
PAN Setuju Penundaan Pelaksanan Pemilu 2024
Sebelumnya, reshuffle memang berhembus kencang akan dilaksanakan pada 23 Maret. PAN bakal masuk ke dalam kabinet.
Sesuai tanggal kebiasaan Presiden Jokowi pada sebelum-sebelumnya, reshuffle selalu dilaksanakan pada Rabu Pon. Di akhir bulan ini memang ada tanggal Rabu Pon yakni 23 Maret. (AFI)
Editor: Setiono
(RuPol)