RUANGPOLITIK.COM-Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat suara terkait polemik wacana penundaan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang komarudin menilai, pernyataan Jokowi tidak akan menghentikan pro dan kontra ditengah-tengah masyarakat. Sebab, tidak ada ketegasan Jokowi sebagai pemimpin bangsa untuk mengakhiri permasalahan ini.
“Begitulah. Sedang mengaduk-mengaduk emosi massa. Rakyat sih tetap menunggu ketegasan dan kelugasan Jokowi dalam mengklarifikasi perpanjangan masa jabatan presiden,” kata Ujang, kepada RuPol, Sabtu (5/3/2022).
Lebih lanjut, Ujang mengimbau agar Presiden Jokowi segera mengambil tindak tegas untuk mengakhiri wacana tersebut.
“Saya mengimbau agar wacana ini diakhiri. Dan fokus kerja dengan baik,”
Berita Terkait:
Luhut Dibalik Wacana Penundaan Pemilu, Demokrat Minta Jokowi Bersikap Tegas
Dituding Terlibat Wacana Penundaan Pemilu, Pengamat: Sepatutnya Luhut Klarifikasi
JK Bicara Tunda Pemilu Potensi Keributan
Lagi, Presiden Jokowi Diminta Segera Bersikap Soal Penundaan Pemilu
Ia menilai, Presiden Jokowi lah yang sepatutnya mampu untuk menghentikan wacana penundaan pemilu dan isu perpanjangan masa jabatan presiden ditengah-tengah masyarakat. Mengingat wacana tersebut sudah menjadi perbincangan nasional.
“Yes Jokowi yang mengakhiri. Seperti sebuah lagu, kau yang memulai, kau pula yang harus mengakhiri,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh pihak, termasuk dirinya, untuk tunduk, taat, dan patuh pada konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945.
Hal ini disampaikan Jokowi, merespon munculnya ide untuk menunda Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan memperpanjang masa jabatan presiden.
Wacana penundaan Pemilu 2024 menjadi pembicaraan selama beberapa pekan terakhir ini. Wacana itu mengemuka setelah Ketua Umum PKB dan PAN mengusulkan dan mendukung wacana penundaan pemilu 2024.
Munculnya wacana penundaan pemilu 2024 ini pun menuai polemik di kalangan masyarakat.
”Siapa pun boleh-boleh saja mengusulkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan (masa jabatan presiden), menteri atau partai politik, karena ini kan demokrasi,” kata Jokowi. (AFI)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat suara terkait polemik wacana penundaan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia menilai pernyataan Jokowi tidak akan menghentikan pro dan kontra ditengah-tengah masyarakat. Sebab, tidak ada ketegasan Jokowi sebagai pemimpin bangsa untuk mengakhiri permasalahan ini.
“Begitulah. Sedang mengaduk-mengaduk emosi massa. Rakyat sih tetap menunggu ketegasan dan kelugasan Jokowi dalam mengklarifikasi perpanjangan masa jabatan presiden,” kata Ujang, kepada RuPol, Sabtu (5/3/2022).
Lebih lanjut, Ujang menghimbau agar Presiden Jokowi segera mengambil tindak tegas untuk mengakhiri wacana tersebut.
“Saya menghimbau agar wacana ini diakhiri. Dan fokus kerja dengan baik,” imbuhnya
Ia menilai, Presiden Jokowi lah yang sepatutnya mampu untuk menghentikan wacana penundaan pemilu dan isu perpanjangan masa jabatan presiden ditengah-tengah masyarakat. Mengingat wacana tersebut sudah menjadi perbincangan nasional.
“Yes Jokowi yang mengakhiri. Seperti sebuah lagu, kau yang memulai, kau pula yang harus mengakhiri,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh pihak, termasuk dirinya, untuk tunduk, taat, dan patuh pada konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945.
Hal ini disampaikan Jokowi, merespon munculnya ide untuk menunda Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan memperpanjang masa jabatan presiden.
Wacana penundaan Pemilu 2024 menjadi pembicaraan selama beberapa pekan terakhir ini. Wacana itu mengemuka setelah Ketua Umum PKB dan PAN mengusulkan dan mendukung wacana penundaan pemilu 2024.
Munculnya wacana penundaan pemilu 2024 ini pun menuai polemik di kalangan masyarakat.
”Siapa pun boleh-boleh saja mengusulkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan (masa jabatan presiden), menteri atau partai politik, karena ini kan demokrasi,” kata Jokowi. (AFI)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)