RUANGPOLITIK.COM – Pemilihan ketum PBNU akhirnya digelar di GSG Universitas Lampung. Hasilnya, dari lima bakal calon, dua yang memenuhi syarat sebagai calon ketua, yakni Yahya Cholil Staquf dan KH Said Aqil Sirodj.
Yahya Cholil Staquf akrab dipanggil Gus Yahya sedangkan KH Said Aqil Sirodj yang dipanggil Kiai Said adalah petahana yang sudah dua periode ketum PBNU. Pemilihan ini untuk periode ketiganya (2021-2026).
Tiga calon yang gagal ikut pemilihan KH As’ad Said Ali (17), KH Marzuki Mustamar (2), dan Ramadhan (1). Ada satu suara absen.
Sesuai tata tertib, syarat maju menjadi calon ketum PBNU setidaknya mendapatkan 99 suara dari total suara 552 PWNU dan PCNU.
Gus Yahya dinyatakan unggul dengan memperoleh 327 suara sedangkan Kiai Said memeroleh 203 suara pada pemilihan yang berlangsung di GSG Unila, Jumat pagi (24/12/2021). Total suara 552 dan satu suara batal.
Baca juga:
Pertarungan Struktural dengan Politik, Warnai Pemilihan Ketum PBNU
Akan tetapi, panitia menjelaskan, pada ayat berikutnya disebutkan memberikan calon ketum untuk menyatakan kesediaan. Panitia pun mempersilakan kedua calon untuk menyampaikan kesediaannya.
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi calon ketum PBNU,” kata Gus Yahya.
Senada, Kiai Said pun mengutarakan kesiapannya untuk melanjutkan proses pemilihan.
“Dengan berdasarkan menghormati suara muktamirin, saya bersedia maju sebagai calon. Dalam pemilihan ada kalah ada menang, harus terima. Yang penting, proses harus dilanjutkan secara tuntas,” kata dia.
Setelah itu, Ketua Steering Committee Muhammad Nuh menyetorkan kedua nama calon kepada Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar untuk meminta persetujuan. Akan tetapi, proses selanjutnya disambung lobi-lobi.
Di sepanjang perhitungan suara, nama Gus Yahya dan Kiai Said kerap disebut bergantian, meskipun pada akhirnya pencatatan nama Gus Yahya terus menjauh hingga melebihi area papan yang disediakan dan menggunakan papan tulis cadangan.
Sementara itu, KH Marzuki Mustamar merupakan Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur yang telah mengurungkan deklarasi pencalonan. Sedangkan nama Ramadan Baryo baru terdengar sejak awal kontestasi.
Editor: Mhd Perismon
(RuPol)