RUANGPOLITIK.COM – Calon Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, yakin mendapatkan dukungan sekitar 80% pemilik suara pada Muktamar NU ke-34 yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 – 23 Desember 2021 mendatang.
Hal itu disebutkannya ketika usai acara bedah buku ‘Menghidupkan Gus Dur (Catatan Kenangan Yahya Cholil Staquf)’ di Jakarta pada Ahad (19/12/2021) malam.
“Saya sudah bertemu dengan 474 cabang dan pengurus wilayah se Indonesia. Saya sampaikan gagasan saya dan mayoritas setuju. Saya tahu mana yang setuju dan mana wajah yang tidak setuju,” ujarnya di hadapan wartawan.
Dalam melakukan safari ke daerah-daerah tersebut, dia mengaku tidak membawa tim sukses.
“Saya sendiri yang berhadapan dengan mereka, tanpa melalui tim sukses. Jadi saya tahu persis apa yang mereka mau, saya mendengar apa yang mereka sampaikan. Apa keberatan-keberatan mereka” jelas Khatib Aam NU tersebut.
Kakak dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Coumas itu juga mengaku telah mendapatkan dukungan dari keluarga besar Gus Dur untuk maju menjadi Ketua Umum PBNU.
“Saya sudah datang ke keluarga Gus Dur dan meminta restu. Mereka mendukung saya. Karena saya orang yang sangat paham dan mengerti dengan pemikiran serta wawasan Gus Dur,” pungkasnya.
Baca juga:
Dipercepat! Jadwal Muktamar NU Berubah lagi
Muktamar NU Mulai Memanas, Saling Klaim Dukungan Terjadi
Pertarungan Regenerasi dengan Kerja Nyata
Saat ini beberapa nama sudah mengapung untuk ikut bertarung dalam konstetasi Pemilihan Ketua Umum PBNU, antara lain Said Aqil Siradj yang merupakan ketua petahana, As’ad Ali mantan Wakil Kepala BIN yang saat ini merupakan Wakil Ketua Umum PBNU, Marzuki Mustamar Ketua PWNU Jawa Timur dan Yahya Cholil Staquf sendiri.
Namun kuat dugaan dalam Muktamar nanti, persaingan ketat akan terjadi antara Said Aqil Siradj dengan Yahya Cholil Staquf.
Keduanya mengusung jargon yang berbeda, dimana Yahya Cholil Staquf mengusung adanya regenerasi dan pembaruan pada wajah PBNU, sedangkan Said Aqil Siradj mengusung kebersinambungan dalam kerja-kerja yang selama ini telah dilakukannya.
Seperti diketahui, dalam dua periode kepemimpinan Said Aqil Siradj di PBNU, wajah organisasi terbesar di Indonesia itu mengalami perubahan besar.
Dimana sebelumnya NU yang dikenal sebagai organisasi orang kampung, santri kampung dan pengelolaan manajemen seadanya, di masa Said Aqil dirubah menjadi organisasi yang modern, profesional namun tetap tidak meninggalkan kulturalnya.
Said Aqil membuat sedikitnya 43 Universitas NU dan merancang pembangunan Rumah Sakit NU di beberapa daerah. Di periode 2015-2020 lalu juga, NU dengan semua infrastruktur dan kerja keras kader-kadernya di DPR RI juga berhasil meng-gol-kan Undang-undang Pesantren, yang betul-betul merubah wajah pesantren dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Editor: Mhd. Perismon
(RuPol)