RUANGPOLITIK.COM – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membuka peluang untuk mengikuti saran dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk menunda Pemilu 2024.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan, usulan ditundanya pemilu tampak masuk akal, lantaran ekonomi nasional sedang dalam fase pemulihan akibat hantaman pandemi Covid-19 selama dua tahun ini.
PPP kini tengah mengkaji usulan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, yang meminta pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 ditunda.
“Kami masih mengkaji usulan itu. Harus doakui kita fokus pada pemulihan ekonomi. Jika melihat anggaran pemilu yg diajukan KPU sbesar Rp 84 T itu besar banget utk ongkos demokrasi. Namun jika anggarannya masih bisa dirasionalkan maka pemilu bisa sesuai jadwal. Di satu sisi semangat reformasi tetap harus dijaga. Meskipun dalam sejarah kita, pemilu dimajukan dan diundur juga pernah terjadi,” jelasnya kepada RuPol Kamis (24/2/2022).
Salah satu alasannya membuka kajian untuk menunda Pemilu 2024 lantaran biaya yang dikeluarkan negara sangat mahal atau besar.
Baidowi melihat beberapa indikator, diundurnya pemilu tampak masuk akal lantaran ekonomi nasional sedang dalam fase pemulihan akibat hantaman pandemi Covid-19 selama dua tahun ini.
“Harus diakui kita fokus pada pemulihan ekonomi. Jika melihat anggaran pemilu yang diajukan KPU sebesar Rp 84 triliun itu besar banget untuk ongkos demokrasi,” ujarnya.
Berita Terkait:
Cak Imin Minta Pemilu 2024 Diundur, Begini Alasannya…
Usulan Pemilu 2024 Diundur, Pengamat Minta Cak Imin Jangan Blunder
Kepuasaan Terhadap Jokowi Naik, Masa Jabatan Presiden Diperpanjang?
Usulkan Tunda Pemilu, Pengamat: Muhaimin Dalam Tekanan Jokowi
“Namun jika anggarannya masih bisa dirasionalkan, maka pemilu bisa sesuai jadwal,” imbuhnya.
Anggota Komisi VI DPR RI ini menyampaikan, Indonesia juga pernah memiliki catatan penundaan pelaksanaan pemilu.
“Di satu sisi semangat reformasi tetap harus dijaga. Meskipun dalam sejarah kita, pemilu dimajukan dan diundur juga pernah terjadi,” pungkasnya.(AFI)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)