RUANGPOLITIK.COM – Dalam masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pembangunan infrastruktur berlangsung secara masif.
Anggota Komisi VII DPR RI, Abdul Kadir Karding menilai selama pembangunan infrastruktur tersebut, sosok Jokowi tidak pernah melakukan tindakan represif, dalam menghadapi warga yang terdampak proyek infrastruktur atau proyek strategis nasional.
Hal tersebut ia sampaikan, menyikapi insiden di Desa Wadas antara massa warga dengan aparat kepolisian pada 8 Februari 2022 lalu.
“Saya mau merespons apa yang terjadi di Desa Wadas beberapa hari lalu. Menurut saya kepolisian harus mampu menjabarkan dan menerjemahkan dengan cerdas setiap perintah Presiden Jokowi, terutama dalam mengawal pembangunan infrastruktur,” kata Karding, Sabtu (12/2/2022).
Ia menyebutkan dalam mengawal setiap proyek strategis nasional, polisi harus bersikap humanis. Tentunya sikap tersebut juga berlaku di kasus Wadas.
“Karena yang saya tahu, Presiden Jokowi sangat gencar mendorong pembangunan infrastruktur, namun beliau bukan sosok yang suka dengan pendekatan kekerasan dan represif,” tegas Karding.
Lebih lanjut ia menyebutkan salah satu acuannya adalah Presiden Jokowi pernah mengkritik kepolisian yang terlalu over reaktif, dalam merespons kritik masyarakat kepadanya, seperti dalam kasus Mural maupun demonstrasi saat ia melakukan kunjungan kerja ke masyarakat.
“Aparat kepolisian perlu menyadari pentingnya pendekatan humanis dan profesional di lapangan. Ini penting untuk dalam upaya memperbaiki citra dan kepercayaan masyarakat. Sehingga, apapun alasan dan dinamika lapangan, polisi perlu menahan diri dan melakukan pendekatan yang humanis sesuai protap yang ada,” kata Karding.
Baca juga:
Kunjungi Desa Wadas. Komisi III: Warga Tolak Penambangan Batu Andesit
Aliansi Mahasiswa Lampung Kecam Perlakuan Represif di Wadas
Disindir Fahri Hamzah Soal Wadas. Luqman Hakim: Dia Menyedihkan, Telat Banget!
Permintaan Maaf Ditolak Warga Wadas, Kredibilitas Ganjar Turun
Lebih lanjut ia mengungkapkan Bendungan Bener adalah proyek strategis yang memberi manfaat terhadap masyarakat di bidang irigasi pertanian maupun pembangkit listrik tenaga air.
Hal ini kata Karding perlu menjadi kesadaran bagi masyarakat sekitar area proyek strategis nasional tersebut.
“Data yang saya dapat, mulai dari suplai air untuk lahan sawah beririgasi untuk 13.589 Ha daerah irigasi eksisting dan 1.110 Ha daerah irigasi baru,” lanjut Karding.
Bendungan Bener juga bisa menjadi sumber pemenuhan air baku untuk masyarakat sekitar 1.500 liter/detik.
Selain itu bendungan ini bisa mengurangi potensi banjir untuk Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kulonprogo. (AFI)
Editor: Bejo. S
(RuPol)