RUANGPOLITIK.COM — Pembangunan Bendungan Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, semakin memcekam usai Aparat kepolisian mendatangi warga untuk mengawal tim pengukur lahan penambangan batuan andesit.
Aparat Keamanan dikabarkan menangkap warga yang dituding melakukan provokasi hingga mencopot sepanduk penolakan proyek bendungan.
Baca Juga : Hampir Separuh Anggota DPR Positif Covid-19
Menanggapi penangkapan tersebut, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengecam sikap arogansi aparat kepolisian dan meminta untuk mengedepankan sikap persuasif dan humanis.
“Kami prihatin terhadap masalah tersebut.
Kami himbau aparat kepolisian untuk mengedepankan upaya persuasif dan humanis,” kata Dasco, saat diwawancarai di Gedung Nusantara III DPR RI, Rabu (09/02/2022).
Lebih lanjut, Ketua Harian DPP Partai Gerindra ini, meminta kepada pemerintah untuk melakukan dialog dengan warga Desa Wadas, agar permasalahan pembangunan bendungan di sana dapat terselesaikan dengan baik.
Baca Juga : Erick Thohir Bangga Para Artis Berlomba Kelola Klub Sepakbola
“Kita minta kepada pemerintah untuk melakukan dialog-dialog.
Sehingga kemudian tidak terjadi konflik yang merugikan semua pihak,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyebut, bahwa DPR RI sampai saat ini terus melakukan monitoring atas apa yang terjadi di Desa Wadas. Ia pun sekali lagi menekankan agar aparat keamanan tidak berbuat arogan terhadap warga Wadas.
“Kita sudah sampaikan diambil langkah persuasif dan humanis, karena saya masih tunggu update terbarunya,” tegas Dasco.
Sementara itu, Kepala Divisi Advokasi LBH Yogyakarta Julian Duwi Prasetia mengungkapkan sekitar 64 warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo masih ditahan di Polres Purworejo, Rabu (9/2).
Puluhan warga tersebut ditangkap polisi sejak kemarin, beberapa di antaranya bahkan masih di bawah umur.
Diketahui, aparat keamanan datang untuk proses pengamanan Desa Wadas untuk pengukuran proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener ini menuai kritik dan polemik di tengah masyarakat. (AFI)