RUANGPOLITIK.COM – Elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto masih belum berhasil masuk ke jajaran atas pada berbagai survey.
Pola komunikasi Airlangga yang kalem dan cenderung eksklusif, membuatnya tidak mengena di hati masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Politik Citra Institute Efriza, yang menanggapi elektabilitas Airlangga yang cenderung stagnan.
“Sifat Airlangga yang kalem dan cenderung tertutup membuatnya tidak begitu mengena di hati masyarakat. Kita tahu latar belakangnya juga dari keluarga pejabat dan intelektual, sehingga gaya komunikasi masih priyayi,” ujar Efriza kepada RuPol, Rabu (2/2/2022).
Seharusnya sebagai calon presiden dari Partai Golkar, Airlangga mulai merubah image tersebut. Rajin turun menyapa masyarakat dengan gaya yang bisa melekat di hati.
“Jabatan sebagai Menko Perekonomian itu, harusnya bisa menjadi senjata. Turun ke pasar-pasar, sapa masyarakat dengan komunikasi yang lebih simpel. Karena kita lihat sendiri, pemasangan baliho, spanduk atau media-media seperti itu, bukan lagi zamannya. Begitu juga dengan pidato-pidato capaian kebijakan, tidak akan melekat pada hati masyarakat,” terangnya.
Menurut Dosen Ilmu Politik Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIP-AN) itu, Airlangga bisa berkaca kepada tokoh-tokoh yang populer di tengah masyarakat.
Seperti Susi Pudjiastuti yang terkenal dengan jargon ‘tenggelamkan’ atau Ganjar yang kemarin menendang dinding sekolah.
“Atau lihat Erick Thohir, yang bahkan mau masuk banser. Kita lihat hasilnya, elektabilitas Erick saat ini naik cukup signifikan,” lanjut Efriza.
Baca juga:
Generasi Muda Golkar Kritik Elektabilitas Airlangga Nol Koma
Golkar Gagal Mengangkat Citra Airlangga di Mata Masyarakat
Sifat Airlangga yang cenderung diam dan eksklusif itu, bahkan mendapat dukungan dari elit-elit Partai Golkar.
“Elit Golkar pun tidak membantu. Mereka hanya komentar, Airlangga sibuk kerja, Airlangga berprestasi, dan lain-lain. Itu tidak akan menambah elektabilitas. Harusnya mereka mendorong Airlangga keluar dari eksklusivitas tersebut,” pungkas Efriza.
Dalam berbagai hasil survey, elektabilitas Airlangga Hartarto memang cenderung stagnan, bahkan kalah jauh kalau bersanding nama-nama yang saat ini mengapung, seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil.
Bahkan dari hasil survey Lembaga Indikator Politik Indonesia, pada kluster menteri, elektabilitas Airlangga juga tertinggal dari Sandiaga Uno dan Erick Thohir.
Airlangga juga kalah dari rekan satu partainya Dedi Mulyadi, yang baru saja masuk ke pentas nasional sejak menjadi anggota DPR RI 2019 lalu. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)