RUANGPOLITIK.COM — Dalam pertemuan para ketum parpol koalisi pendukung pemerintah hari ini dengan Jokowi, NasDem tak diundang pada acara tersebut.
Wakil Ketua Umum (Waketum) NasDem Ahmad Ali tak mempersoalkan hal itu.
“Ya biasa-biasa aja. Masak kalau kita tidak diundang kita menangis,” kata Ali saat dihubungi, Minggu (2/4/2023).
Ali menganggap acara itu sekadar pertemuan antarkoalisi di kalangan pemerintah, bukan pertemuan koalisi pemerintahan Jokowi.
Menurutnya, pertemuan ini tak lain ialah antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) untuk membahas wacana ‘koalisi besar’.
“Saya menganggap bahwa pertemuan ini bukan pertemuan koalisi pemerintah karena NasDem kan koalisi pemerintah. Artinya, paling tidak sampai hari ini NasDem itu menjadi bagian daripada koalisi pemerintah,” ujar Ali.
“Kalau kemudian pertemuan hari ini kami tidak diundang ya kami berpikir positif aja, hari ini pertemuan KIB dan KKIR, bisa jadi membentuk ‘koalisi besar’,” imbuh dia.
Ali menekankan saat ini partainya bersama Demokrat dan PKS telah mendeklarasikan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Menurutnya, KPP dianggap tak memenuhi syarat ke acara itu karena telah memiliki capres yaitu Anies Baswedan.
“Koalisi Perubahan itu telah memiliki calon presiden. Terus koalisi KKIR mendukung Pak Prabowo. Ya artinya ini kan tidak terkecuali Koalisi Perubahan tidak memenuhi syarat, ya bahkan kemudian kita bisa bergabung,” ujar dia.
Ali pun tak masalah pihaknya tak diundang apabila benar pertemuan itu membahas ‘koalisi besar’. Dia meyakini pembicaraannya tak akan terlepas dari komitmen membangun bangsa lebih baik.
“Ya kan itu memang hak kedaulatan tiap partai politik. Jadi kita menghargai apa yang dialkukan teman-teman PAN, ikhtiar yang dilakukan parpol-parpol, apapun yang mereka bicarakan di sana, menurut saya, itu baik untuk bangsa,” katanya.
Ketua DPP NasDem Willy Aditya menilai acara silaturahmi ramadan yang digelar PAN itu untuk menjalin persatuan. Mestinya, menurut dia, tidak memandang bulu.
“Bagi NasDem itu tidak masalah. Sebenarnya silaturahmi itu kan untuk menjalin ukhuwah, persatuan. Jadi ya tidak pandang bulu. Dan memutus silaturahmi itu termasuk dosa yang disegerakan. Ini kan konteksnya Ramadan,” katanya.
Willy melanjutkan, hal terpenting yakni bukan NasDem yang memutus tali silaturahmi.
“Yang penting bukan NasDem yang punya nawaitu memutus tali silaturahmi. Karena prinsip kita, negara bangsa ini tidak cukup diselesaikan oleh beberapa kelompok saja. Seluruh komponen dan elemen harus berpartisipasi,” katanya.
Sementara itu Zulhas menyebut acara silaturahmi dengan Presiden Jokowi sudah diagendakan sejak lama. Ia terbuka jika akan ada pertemuan lain dengan parpol yang lebih lengkap.
“Iya insyaAllah, proses kan masih panjang ya. Jadi ini memang tanggal 2 sudah lama direncanakan,” ujarnya. (Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)