RUANGPOLITIK.COM – Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menduga ada kekuatan besar di balik usulan penundaan pemilu. Jazilul bertanya apa kekuatan yang dimaksud.
“Dugaan tanpa bukti, ungkap saja kekuatan besar apa itu. Namun kami maklum saja,” kata Jazilul kepada awak media, Sabtu (26/2/2022).
Jazilul menjelaskan, perihal penundaan pemilu yang diusulkan Ketum PKB Muhaimin Iskandar tidak akan terlepas dari spekulasi dan dugaan. Jazilul memaklumi hal itu.
“Dinamika ini tidak akan terlepas dari spekulasi dan dugaan,” papar Jazilul.
Menurutnya, demokrasi dan pemilu merupakan jalan mempercepat kesejahteraan.Jazilul menilai tujuan penundaan pemilu untuk kepentingan rakyat.
“Hemat saya, yang penting basisnya untuk kemaslahatan rakyat. Toh, demokrasi dan pemilu juga cuma jalan untuk mempercepat kesejahteraan,” tutur Jazilul.
Berita Terkait:
Bela Menag Yaqut, Ansor Jatim: Itu Pembelokan Fakta
Imbas Pernyataan Kontroversi, Menteri Agama Bakal Dipolisikan
Analogikan Gonggongan Anjing, Pengamat: Tak Pantas Disampaikan Seorang Menteri
Ketua Komisi VIII: Tarik Pernyataan Adzan dan Anjing Menggonggong
Jazilul menegaskan, tidak ada tujuan tertentu dalam penundaan pemilu. Dia menepis usul penundaan pemilu untuk membuat jabatan presiden menjadi tiga periode.
“Tidak, kami usul penundaan saja,” tandas Jazilul.
Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan setuju dengan usulan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) agar Pemilu 2024 ditunda. Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai ada kekuatan besar di balik usulan penundaan pemilu.
Mulanya Adi menyebut pihak yang meminta penundaan pemilu sebagai saudara kembar orang-orang yang berkepentingan mendukung jabatan presiden tiga periode.
“Penundaan Pemilu 2024 adalah saudara kembar dari orang yang punya kepentingan jabatan presiden tiga periode,” kata Adi ketika dihubungi, Jumat (25/2/2022).
Dia menambahkan tidak mungkin usulan pemilu ditunda lahir tanpa maksud dan motif politik. Lebih lanjut ia menduga ada ‘kekuatan besar’ yang menggulirkan isu ini.
“Saya curiga ada kekuatan besar yang mengendalikan partai-partai ini supaya mau mengusulkan penundaan Pemilu 2024,” kata Adi.
Adi menyebut penundaan pemilu bisa memiliki dampak negatif pada partai politik, apalagi yang ketua umumnya ingin maju pilpres. Menurutnya, tak rasional jika pemilu ditunda karena perekonomian Indonesia yang belum pulih imbas pandemi COVID-19.
“Karena alasan-alasan yang dikemukakan oleh partai yang mencoba untuk menunda pemilu itu sangat mudah dibantah dan cenderung nggak rasional,” tuturnya.
Dia menyebut pada 2020, ada pilkada serentak yang tetap berjalan dengan protokol kesehatan meski dalam situasi pandemi. Kemudian, jika ada pergelaran pemilu, justru perekonomian bergerak.
Tim sukses dan relawan, kata Adi, akan membeli keperluan logistik, seperti banner, spanduk, baliho, hingga sewa billboard. Kemudian mereka juga akan membeli sembako seperti beras dan minyak untuk disumbangkan selama masa kampanye.
“Saya menduga partai politik ini sepertinya sedang mencari alasan-alasan yang terlihat rasional hanya untuk sekedar memenuhi keinginan kekuatan besar itu,” imbuhnya.
Lantas siapa kekuatan besar yang disinggung Adi? “Biarlah publik yang mencari jawaban sendiri,” pungkasnya.(AP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)