RUANGPOLITIK.COM – Peneliti Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam memandang pemecatan Suharso Monoarfa dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bisa berdampak luas.
Dia menilai, jika nantinya pemecatan Suharso berujung sengketa di PTUN dan Mahkamah Agung, maka akan berdampak terhadap verifikasi PPP sebagai peserta pemilu 2024 di KPU.
“Dampaknya tidak hanya akan melemahkan soliditas akar politik partai, tetapi juga berpotensi berpengaruh pada keabsahan data verifikasi partai politik yang baru saja didaftarkan di KPU pada bulan lalu,” katanya saat dihubungi RuPol, Senin (5/9/2022).
Dia mengatakan jika proses mitigasi tidak segera dilakukan, pelemahan sel-sel politik PPP mengancam tidak optimalnya mesin politik partai.
Berita Terkait:
Nama Mardiono Mengapung Sebagai Plt Ketum PPP pada Mukernas Serang, Malam Ini
Mukernas PPP Sedang Berlangsung, Nasib Suharso Ditentukan Malam Ini?
Mardiono Jadi Plt Ketum PPP, Rusli Effendi: Bismillah, Semangat Baru
Jika kondisi itu dibiarkan, ancaman degradasi ambang batas (parliamentary threshold) 4 persen akan membayangi PPP.
“Jangan sampai Pemilu 2024 menjadi pemilu perpisahan bagi PPP dari jajaran elit partai Senayan,” ujarnya.
Selain itu, Keputusan Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan, dan Majelis Kehormatan PPP yang memecat Suharso Monoarfa dari kursi Ketum PPP menandai telah jatuhnya legitimasi politik Suharso di mata kader internal partainya.
Di saat yang sama, perlawanan politik kubu Suharso terhadap keputusan 3 Majelis PPP itu juga menandai terjadinya faksionalisme internal di tubuh PPP.
Diketahui, Suharso Monoarfa diberhentikan sebagai Ketua Umum PPP oleh tiga majelis partai. PPP kemudian menunjuk Muhamad Mardiono.
Konflik di PPP memang terjadi sejak pertengahan tahun ini. Konflik semakin melebar setelah pidato Suharso terkait ‘amplop kiai’ viral.
Desakan Suharso mundur pun terjadi di sejumlah daerah yang dilakukan oleh elemen masyrakat dari kalangan santri. Suharso bahkan dilaporkan ke polisi terkait dugaan ujaran kebencian.(FSL)
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)