Pernyataan ini muncul setelah dua pesawat TNI AU, jenis EMB-314 Super Tucano, dilaporkan jatuh di Desa Keduwung, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (16/11/2023) siang.
RUANGPOLITIK.COM – Dalam konteks pertahanan dan keamanan prajurit TNI, Nurhasim menilai modernisasi ini menjadi hal yang sangat penting dan harus mendapat prioritas.
Direktur Kebijakan Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mochammad Nurhasim menilai modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) di Indonesia perlu menjadi fokus utama dari calon Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto.
Pernyataan ini muncul setelah dua pesawat TNI AU, jenis EMB-314 Super Tucano, dilaporkan jatuh di Desa Keduwung, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (16/11/2023) siang.
“Dalam masa reformasi yang sudah hampir 27 tahun, isu yang selalu kita sampaikan kepada publik dan pihak militer, termasuk panglima TNI dan Kementerian Pertahanan, adalah modernisasi alutsista,” tukas Nurhasim ditemui seusai rilis hasil survei LPI di Hotel Aryaduta Semanggi, Jakarta, Kamis (16/11/2023).
Ia menyoroti kendala modernisasi alutsista yang selalu terkait dengan konsep Minimum Essential Forces (MEF). MEF merupakan standar kekuatan pokok dan minimum yang diperlukan oleh TNI. Menurut Nurhasim, realisasi MEF belum mencapai 100%, dan hal ini berdampak pada proses modernisasi alutsista.
“MEF sampai hari ini belum terpenuhi 100%. Padahal itu anggaran minimum. Artinya, bisa dibayangkan kalau 100% dari minimum saja hanya bisa dicapai, katakanlah, sampai 62% atau 55%, itu menunjukkan bahwa kita mempunyai masalah untuk memenuhi kebutuhan modernisasi alutsista TNI,” paparnya.
Ia menekankan bahwa keselamatan prajurit TNI tidak boleh terancam oleh penggunaan alutsista yang sudah tidak layak. Dengan begitu, pertahanan negara akan menjadi lebih kuat, dan keselamatan prajurit dapat terjamin.
“Tantangan terbesar bagi panglima TNI yang baru adalah memprioritaskan bahwa alutsista, khususnya untuk alat-alat penerbangan, baik itu untuk tempur, mobilisasi pasukan, dan latihan, harus diperbaharui. Jangan sampai kita, karena kalau terjadi kecelakaan seperti ini, ini menunjukkan bahwa tentara kita tidak aman. Alat-alat yang digunakan tidak melindungi keselamatan mereka,” tandas Nurhasim.(AP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)