RUANGPOLITIK.COM-Politisi PDIP Masinton Pasaribu menyindir Menteri BUMN yang dianggap memanfaatkan fasilitas negara untuk sosialisasi menuju Pilpres 2024.
Menurut Masinton, Erick Thohir tidak mau masuk ke partai politik untuk mewujudkan keinginan menjadi capres.
Dan terkesan hanya memanfaatkan jalur transaksional.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerakan Transformasi Indonesia (GET One) Mhd Perismon, menilai kritik dari Masinton itu tidak substansial.
“Masak hanya segitu kritik seorang Masinton. Tidak cerdas dan tidak substansial. Kalau bicara Erick Thohir tidak mau masuk partai politik, itu kan penilaian satu sisi. Pasti banyak pertimbangan untuk itu dan sebagai politisi yang kader partai, harusnya Masinton jawab sendiri pertanyaan dia itu,” ujarnya ketika berbincang dengan RuPol, Senin (16/5/2022).
Berita Terkait:
Dapat Kritikan dari Masinton, Pengamat: PDIP Sedang Was-was Erick
Sentil BUMN Saat Ini Seperti Parpol, Masinton: Kebanyakan Wajah Menteri Narsis!
Cibir Erick Thohir Sering Kampanye, Masinton: di Mana-Mana Majang Foto
Masinton Pasaribu Sebut Menteri Harus Prioritaskan Jokowi, Bukan Narsis!
Sampai saat ini, menurut Perismon belum ada terdengar Erick Thohir berbicara tentang pilpres.
Dia hanya menjalankan tugas-tugas sebagai Menteri BUMN yang pada masa ini memiliki banyak program-program kerakyatan.
“Kita tahu kok arah kritik Masinton itu kemana, tapi harusnya kritik itu kinerja Erick sebagai menteri. Atau memang Masinton melihat tidak ada celah untuk mengkritik itu, sehingga lari kemana-mana kritiknya,” lanjutnya.
Mengenai banyaknya foto atau baliho Erick Thohir di tempat umum, menurut Mhd Perismon itu wajar saja.
“Itulah yang kita sayangkan, apa Masinton selama ini hidup bukan di Indonesia? Atau mungkin karena foto Pak Erick terlalu ganteng, sehingga hanya Pak Erick yang jadi sorotan. Saya hanya berharap Masinton lebih cerdas, kritik itu yang substansial, jangan masalah foto atau baliho saja. Terlalu remeh itu,” imbuhnya.
Sebelum menutup pembicaraan, Mhd Perismon juga meminta kepada para pengkritik Erick Thohir untuk lebih banyak bicara program-program BUMN.
“Sesuai kapasitas beliau lah, kritik itu pemberdayaan UMKM melalui BUMN. Program mekaar yang lagi booming, atau masalah keuntungan BUMN yang semakin meningkat. Jadi lebih terlihat ada isinya di mata masyarakat,” pungkasnya. (ASY)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)