RUANGPOLITIK.COM – Hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) periode 15-22 Febuari 2022, PDIP menjadi partai politik yang paling banyak menjadi pilihan masyarakat seandainya Pemilu digelar pada 2024.
Sementara itu, diposisi kedua dan ketiga, ada Partai Golkar dan Partai Gerindra yang saling salip.
“PDIP 25,8 persen, posisi kedua Partai Golkar 11,9 persen dan posisi ketiga Partai Gerindra 10,5 persen,” kata Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, kepada RuPol, Sabtu (26/2/2022).
Kemudian diurutan keempat bertengger Partai Demokrat dengan perolehan elektabilitas 8,4 persen, disusul PKB dengan angka 5,6 persen lalu ada PAN diposisi keenam dengan angka 5,0 persen.
Sementara itu, partai yang masih di parlemen seperti NasDem, PKS dan PPP dibawah 5 persen. NasDem hanya mendapat angka 4,6 persen, PKS hanya 4,3 persen dan PPP 2,3 persen.
Berita Terkait:
Ray Rangkuti: Selain Prabowo, Ketum Partai Hanya Level Cawapres Pada Pilpres 2024.
Jika Ingin Elektabilitas Naik, Airlangga Harus Lepas Jabatan Menteri
Tawarkan Konsep Islam Tengah, Survei IPO: Elektabilitas PAN Meningkat
Elektabilitas Naik, Peluang Besar Partai Demokrat di Pileg 2024
Untuk diketahui, Indonesia Political Opinion (IPO) melakukan wawancara penelitian dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang selesai pada tanggal 15-22 Febuari 2022. Dengan merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019 s.d 2021.
Dari total populasi tersebut terdapat 7200 responden yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 1220 responden yang dijadikan informan dalam penelitian periode ini.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat. Survei ini berhasil mengambil representasi sample yang tersebar proporsional dalam skala nasional.
Dengan teknik ini setiap anggota populasi (responden) miliki peluang setara untuk dipilih atau tidak menjadi responden. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sample dan pengujian metode pra-research. (AFI)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)