RUANGPOLITIK.COM – Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, menilai masa kampanye pada Pemilu 2024 harus lebih pendek.
Hal tersebut, karena beban penyelenggara yang cukup berat, harus konsentrasi pada pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) serta juga harus bersiap untuk menghadapi pemilihan kepada daerah (pilkada).
Beberapa waktu lalu KPU menyatakan masa kampanye yang mereka usulkan tetap selama 120 hari, seperti kampanye pemilu yang lalu.
Namun pemerintah dan Komisi II DPR RI menganggap masa kampanye pemilu kali ini, bisa diperpendek menjadi 75 hari atau 90 hari.
Pendapat Dedi, sepakat dengan usulan pemerintah, mengingat saat ini kampanye tidak lagi harus seperti dulu, bisa memanfaatkan teknologi digital.
“Bagi parpol sebenarnya tidak berpengaruh, karena mereka bisa sepanjang waktu berkampanye. Bagi kandidat perorangan, caleg atau calon kepala daerah ataupun calon presiden, memang agak berpengaruh, karena harus membangun basis-basis sampai ke pelosok desa,” ujar Dedi kepada RuPol, Minggu (13/2/2022).
Namun mengingat saat ini teknologi sudah semakin canggih, harusnya itu juga tidak begitu menyulitkan juga bagi para calon perorangan tersebut.
“Semua saat ini sudah bisa dengan bantuan teknologi. Para kandidat bisa menggunakan teknologi, apalagi saat ini masih dalam pandemi covid, tentunya bertemu fisik juga terbatas,” terangnya.
Baca juga:
DPR Masih Kaji Soal Durasi Masa Kampanye Pemilu 2024
Perludem Harapkan Penyelenggara Pemilu 2024 Yang Kompatibe
Kemendagri Dorong Daerah Antisipasi Dini Konflik Pemilu 2024
PDIP Tantang Demokrat Jadi Kuda Hitam di Pemilu 2024
Pengamat Politik tersebut juga menyoroti beban kerja bagi para penyelenggara, karena harus konsentrasi pada perhelatan pileg dan pilpres secara bersamaan.
“Kita tahu pada pemilu lalu, banyak para penyelenggara yang jadi korban. Itu karena beban kerja yang berat menyelenggarakan pileg dan pilpres bersamaan. Jangan sampai hal tersebut terulang lagi,” lanjut Dedi Kurnia Syah.
“Jadi akan lebih baik atau ideal itu, masa kampanye yang pendek. Karena selain pileg dan pilpres, pilkada juga sudah menunggu para penyelenggara,” pungkasnya. (YON)
Editor: Bejo. S
(RuPol)