RUANGPOLITIK.COM – Pelaksanaan Muktamar Nahdatul Ulama (NU) ke-34 yang jadwalnya dimajukan menjadi 22 – 23 Desember 2021, dikuatirkan akan membuat waktu proses registrasi peserta menjadi lebih singkat dan terburu-buru.
Hal itu akan berpeluang menjadi potensi kegaduhan dan masuknya peserta yang tidak sah, seperti yang disampaikan oleh Saifullah Yusuf dalam keterangan tertulisnya.
“Karena jadwalnya singkat, panitia harus betul-betul siap. Proses registrasi harus terbuka dan jujur. Panitia jangan membuat aturan yang menyulitkan, agar tidak terjadi kekisruhan,” ujar Gus Ipul, begitu mantan Ketua Umum GP Ansor itu biasa disapa.
Menurut Gus Ipul, setiap SK yang dibawa peserta Muktamar harus lengkap ditanda tangani oleh Rais Aam, Khatib Aam, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, jika ada yang kurang, maka tidak sah.
“Registrasi dibuat sederhana tapi memastikan peserta yang berhak mendapatkan tanda peserta. Jadikan wilayah (PWNU) jadi verifikator. Jangan ada yang asli tapi palsu. Libatkan wilayah karena wilayah yang paling tahu,” lanjutnya.
Baca juga:
Dipercepat! Jadwal Muktamar NU Berubah lagi
Muktamar NU Mulai Memanas, Saling Klaim Dukungan Terjadi
Muktamar Dibuka Jokowi
Muktamar NU ke-34 ini akan diadakan pada empat venue yaitu Pesantren Darussadah, Lampung Tengah, Universitas Raden Intan, Universitas Lampung dan Universitas Malahayati di Bandar Lampung.
Untuk pembukaan dan penutupan, akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Darussadah, dimana akan dibuka langsung oleh Presiden Jokowi.
“Presiden RI Joko Widodo direncanakan akan membuka penyelenggaraan Muktamar NU ke 34 tanggal 22 Desember pagi di Pondok Pesantren Darussadah, Gunungsugih, Lampung Tengah,” tulis Sekretaris Besar PBNU, Helmy Faisal yang diterima redaksi RUANGPOLITIK.COM.
Dalam acara pembukaan ini, peserta yang mengikuti secara fisik dibatasi hanya sekitar 600 orang, sisanya akan mengikuti secara daring dari berbagai lokasi yang telah ditentukan.
“Muktamar ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat, sehingga acara pembukaan dan penutupan hanya bisa diikuti oleh 600 orang,” pungkasnya.
Editor: Mhd Perismon
(RuPol)