RUANGPOLITIK.COM – Muktamar Nahdatul Ulama (NU) ke-34 mendatang memiliki salah satu agenda besar, yaitu memilih Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Pemilihan kali ini diduga akan berlangsung seru dan alot, mengingat saat ini sudah mengerucut kepada dua calon yang ditengarai memiliki pendukung sama besar, yakni Ketua Umum petahana KH Said Aqil Siradj dan Khatib Aam NU KH Yahya Cholil Staquf.
Kedua calon tersebut nantinya akan berebut hati para pemilik suara dalam metode voting one man one vote, seperti yang sudah diputuskan dalam Konferensi Besar NU pada bulan September 2021 lalu.
“Iya. Pemilihan melalui voting. Sudah diputuskan dalam Konbes lalu,” ujar Helmy Faisal, Sekretaris Umum PBNU.
“Sedikitnya ada 548 suara. Itu terdiri dari suara dari PWNU dan PCNU. PCNU sendiri ada 514 ditambah 34 suara propinsi. Namun nanti teknisnya akan dibahas lagi saat Muktamar,” sambung Mantan Menteri Termuda zaman SBY tersebut.
Baca juga:
Muktamar NU Dimajukan 17-19 Desember 2021. Helmy Faisal: Belum Pasti
Namun cara berbeda dilakukan untuk pemilihan Rais Aam dan Rais Syuriyah di semua tingkatan, dimana akan dilakukan dengan mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi (ahwa) atau musyawarah.
“Itu sudah diputuskan dan disetujui oleh Perwakilan PCNU,” tutup Helmy.
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)