RUANGPOLITIK.COM, Ruang Ilmu – Ketua Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia (Al Lajnah Ad Daimah) di masa silam, Syaikh โAbdul โAziz bin โAbdillah bin Baz ditanya mengenai hukum membaca ramalan bintang, zodiak dan semisalnya.
Jawaban beliau rahimahullah,
Yang disebut ilmu bintang, horoskop, zodiak dan rasi bintang termasuk di antara amalan jahiliyah. Ketahuilah bahwa Islam datang untuk menghapus ajaran tersebut dan menjelaskan akan kesyirikannya. Karena di dalam ajaran tersebut terdapat ketergantungan pada selain Allah, ada keyakinan bahwa bahaya dan manfaat itu datang dari selain Allah, juga terdapat pembenaran terhadap pernyataan tukang ramal yang mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib dengan penuh kedustaan, inilah mengapa disebut syirik. Tukang ramal benar-benar telah menempuh cara untuk merampas harta orang lain dengan jalan yang batil dan mereka pun ingin merusak akidah kaum muslimin. Dalil yang menunjukkan perihal tadi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab sunannya dengan sanad yang shahih dari Ibnu โAbbas radhiyallahu โanhuma bahwa Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam bersabda,
ู ููู ุงููุชูุจูุณู ุนูููู ูุง ู ููู ุงููููุฌููู ู ุงููุชูุจูุณู ุดูุนูุจูุฉู ู ููู ุงูุณููุญูุฑู ุฒูุงุฏู ู ูุง ุฒูุงุฏู
โBarangsiapa mengambil ilmu perbintangan, maka ia berarti telah mengambil salah satu cabang sihir, akan bertambah dan terus bertambah.โ[1]
Begitu pula hadits yang diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan sanad yang jayyid dari โImron bin Hushoin, dari Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam, beliau bersabda,
ููููุณู ู ููููุง ู ููู ุชูุทููููุฑู ุฃููู ุชูุทููููุฑู ูููู ุฃููู ุชูููููููู ุฃููู ุชูููููููู ูููู ุฃููู ุณูุญููุฑู ุฃููู ุณูุญููุฑู ูููู
โBukan termasuk golongan kami, siapa saja yang beranggapan sial atau membenarkan orang yang beranggapan sial, atau siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya.โ[2]
Siapa saja yang mengklaim mengetahui perkara ghaib, maka ia termasuk dalam golongan kaahin (tukang ramal) atau orang yang berserikat di dalamnya. Karena ilmu ghaib hanya menjadi hak prerogatif Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat,
ูููู ููุง ููุนูููู ู ู ููู ููู ุงูุณููู ูุงููุงุชู ููุงููุฃูุฑูุถู ุงููุบูููุจู ุฅููููุง ุงูููููู
โKatakanlah: โTidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allahโ (QS. An Naml: 65).
Nasehatku bagi siapa saja yang menggantungkan diri pada berbagai ramalan bintang, hendaklah ia bertaubat dan banyak memohon ampun pada Allah (banyak beristighfar). Hendaklah yang jadi sandaran hatinya dalam segala urusan adalah Allah semata, ditambah dengan melakukan sebab-sebab yang dibolehkan secara syarโi. Hendaklah ia tinggalkan ramalan-ramalan bintang yang termasuk perkara jahiliyah, jauhilah dan berhati-hatilah dengan bertanya pada tukang ramal atau membenarkan perkataan mereka. Lakukan hal ini dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dalam rangka menjaga agama dan akidah.
(Dinukil dengan perubahan redaksi dari Majmuโ Fatawa Ibnu Baz, 2: 123)