RUANGPOLITIK.COM-Safari politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada momen lebaran tampaknya untuk persiapan melaju di Pilpres 2024.
Kunjungannya ke pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi indikasi kuat Prabowo sudah siap untuk pencapresan 2024.
“Dua provinsi itu sengaja dikunjungi setidaknya untuk memperkuat dukungan kepadanya,” kata Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin, kepada RuPol, Sabtu (7/5/2022).
“Hal itu dilakukannya karena pada Pilpres 2014 dan 2019 Prabowo kalah di dua provinsi tersebut,” tambahnya.
Berita Terkait:
PKB Tawarkan Koalisi, Gerindra: Asal Prabowo Capresnya
PBNU Respon Positif Kunjungan Prabowo ke Sejumlah Kiai dan Pesantren NU
Pengamat: Safari Politik Prabowo Perbesar Peluang Kemenangan di Pilpres 2024
Prabowo Teteskan Air Mata saat Kenang Mbah Moen di Kamar Pribadinya
Lebih lanjut, Jamiluddin menilai, safari tersebut dilakukan agar tidak mengulangi kekalahan di masa silam. Sehingga merasa perlu mendatangi pesantren berpengaruh di dua provinsi tersebut.
“Harapannya tentu untuk meningkatkan elektabilitas menjelang Pilpres 2024. Setidaknya peningkatan elektabilitas itu dapat diperolehnya dari warga NU di Jatim dan Jateng yang pada pilpres sebelumnya lebih banyak memilih Joko Widodo,” ungkap Jamiluddin.
Tak hanya itu, mantan dekan Fikom IISIP Jakarta itu melihat upaya untuk meningkatkan elektabilitas semakin jelas dengan disempatkannya bernyambangi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat bersafari ke Jatim.
Sebab, Prabowo perlu mendapat dukungan dari Khofifah karena memang berpengaruh di Jatim dan sosok yang mengakar di warga nahdliyin.
“Jadi, kalau Khofifah bisa diajak menjadi bagian gerbongnya, maka Prabowo berharap elektabilitasnya di Jatim akan moncer,” paparnya.
Saat safari di Jawa Tengah, Prabowo dengan sengaja bersafari ke kiai berpengaruh. Sebab, peluang mendapat dukungan akan lebih besar daripada Prabowo berkunjung ke tokoh nasionalis. Sebab, kubu nasionalis di Jateng sudah sangat sulit untuk berpaling dari PDIP.
Namun demikian, safari politik Prabowo itu tampaknya tidak akan signifikan meningkatkan elektabilitasnya.
“Sebab, kalangan Islam sudah banyak yang kecewa terhadap Prabowo setelah ia menjadi bagian kabinet Jokowi,” ucap Jamiluddin.
“Mereka tampaknya sudah berpaling dari Prabowo. Bagi mereka, Prabowo hanya dinilai sebagai bagian masa lalu. Mereka sudah tutup buku terhadap Prabowo,” sambungnya. (AFI)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)