RUANGPOLITIK.COM — Narasi untuk kembali menduetkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Pilpres 2024 masih mengapung. Meski usulan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini terus bergulir, namun membuat rekan satu koalisi ikutan gerah.
Sebelumnya Demokrat melalui Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief sudah menyatakan tidak akan membahas sosok Sandiaga Uno dalam rumusan tim koalisi nama cawapres Anies.
Hal senada juga diungkap partai NasDem dengan meminta PKS bersikap hati-hati mengajukan nama usulan tersebut. Bahkan
NasDem juga mengingatkan perihal label ‘pengkhianat’ kepada rekan satu koalisinya tersebut.
“Sandiaga mendampingi Anies? Lah apa tidak dianggap pengkhianat nanti Sandiaga? Tidak elok membicarakan, Sandiaga ini kan kader partai lain, jadi menurut saya sebaiknya teman-teman PKS berhati-hati kemudian membicarakan tentang figur,” kata Ahmad M. Ali, Sabtu (15/4/2023).
NasDem menegaskan tidak akan mengusulkan Sandiaga menjadi cawapres Anies. Karena Ketum Gerindra Prabowo Subianto juga ikut dalam pertarungan Pilpres 2024 nanti.
“Khusus untuk Mas Sandi, saya tidak merekomendasikan karena dia adalah kader Partai Gerindra, secara etika dia tidak pas untuk kita bicarakan, saat di mana ketua umumnya sedang bertarung maju sebagai calon presiden,” ujarnya.
Ali menyebut NasDem tidak pernah tertarik membicarakan figur yang akan mendampingi Anies. NasDem lebih tertarik membicarakan soal kriteria yang dibutuhkan Anies agar elektabilitas meningkat dan menjadi pemenang di Pilpres 2024 nanti.
“Kalau NasDem tidak pernah tertarik membicarakan tentang figur, kami lebih tertarik berbicara tentang kriteria, jadi kriteria yang dibutuhkan Anies jadi pemenang untuk jadi presiden itu apa, kalau kemudian kita bicara pada konteks itu maka kemudian kita tidak bisa petakan wilayah, sehingga wakil yang akan mendampingi Anies itu orang yang bisa berkontribusi elektabilitas suara kemenangan Anies, kalau figur maka nantinya bisa jadi orang itu bukan menambah suara Anies tapi menjadi beban Anies,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)