RUANGPOLITIK.COM — Sebelumnya PKS mengeluarkan wacana untuk membawa partai Gerindra bergabung dengan Koalisi Perubahan. Setelah politisi Gerindra Fadli Zon menyatakan ingin Gerindra-PKS rujuk. Permintaan Fadli tersebut dijawab dengan komunikasi intensif yang dilakukan PKS dan meminta untuk bergabung dengan Koalisi Perubahan.
Wacana ini juga direspon oleh Waketum Nasdem Ahmad Ali mengungkapkan harapannya agar Gerindra bergabung dengan Koalisi Perubahan yang diusung bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Bisa jadi Anies (calon) presiden, Prabowo (calon) wakil presiden kan,” ujar Ali, Sabtu (6/12).
Sikap politik PKS yang ingin membawa Gerindra dalam satu perahu dengan Koalisi Perubahan dan menjadi cawapres Anies Baswedan Politisi Partai Gerindra dinilai kurang etis. Tak hanya itu, politisi Gerindra
Andre Rosiade mengungkapkan bahwa banyak kader partai Gerindra yang merasa kecewa dengan Anies Baswedan karena merasa Anies telah ‘menikung’ Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Andre mulanya menyampaikan bahwa Anies Baswedan bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta berkat jasa Prabowo Subianto dan seluruh kader partai Gerindra. Namun pada saat kini Anies tengah diusung sebagai Capres yang berpotensi menjadi rival Prabowo, kader Gerindra dilarang untuk mencaci Anies.
“Saya ingin menyampaikan Mas Anies adalah calon gubernur yang pernah didukung oleh Pak Prabowo, Pak Prabowo selalu menyampaikan kepada kami, kader partai Gerindra, tidak boleh kita mencaci, memaki,” kata Andre, Selasa (7/12)
Andre mengatakan, Prabowo sebagai Ketua Umum mengingatkan agar Pemilu 2024 dijadikan Pemilu yang riang dan gembira. Prabowo juga berharap seluruh kader Gerindra bisa mendorong calon yang maju untuk menyampaikan program-program.
“Kita tidak usah mencaci memaki, atau mengungkit-ungkit itu perintah Pak Prabowo,” kata Andre
Menurut Andre, Anies tidak memiliki etika karena sama sekali tak menemui Prabowo sebelum memutuskan untuk maju dalam Pilpres 2024. Padahal menurut Andre, Anies bisa jadi Gubernur DKI karena jasa dari Prabowo Subianto.
“Padahal kader-kader gerinda ini geregetan loh ya, berjuang habis-habisan karena saya melihat Pak Prabowo mendukung dan memodali Mas Anies dan kami semua kader Gerindra patungan rame-rame, dan mohon maaf ya, Ini kami ya yang di bawah. Ternyata Mas Anies pun maju. Itu hak beliau, kami hormati, tapi Mbok ya etika, ngomong ke Pak Prabowo,” ujar Andre
Namun, kata Andre, Prabowo memiliki jiwa besar mengetahui sikap Anies yang secara tiba-tiba maju berkampanye sebagai bakal Capres tanpa menemui Prabowo.
“Itulah kebesaran jiwa Pak Prabowo. Tidak boleh kita mengungkit-ungkit itu,” kata Andre
Andre mengatakan, Kader Gerindra sangat kecewa bahwa Anies tak berbicara terlebih dahulu ke Prabowo sebelum memutuskan maju dalam pencapresan 2024.
“Ini rasa yang dirasakan oleh kader Gerindra, yang berkeringat, berdarah-darah, membesarkan Mas Anies ternyata Mas Anies menelikung ketua umum kami,” ujar Andre.
Namun apa yang dikatakan Andre, disanggah narasumber lain yang hadir dalam acara tersebut yakni Politisi PKS Mardani Ali Sera. Menurut Mardani, Anies diusung, dan bukan Anies yang menyatakan diri ingin maju.
“Mas Anies nggak deklarasi kok, dia didukung. Kecuali Mas Anies ujug-ujug (bicara) Saya maju Presiden,” ujar Mardani
Ketika disinggung apakah Gerindra sakit hati dengan Anies, Andre menepis anggapan itu. Dia mengatakan Kader Gerindra hanya sebatas kecewa dengan Anies. Namun meski kecewa dengan Anies, Gerindra menegaskan tak pernah melakukan upaya penjegalan.
“Bukan sakit hati, kita kecewa wajar. Itu manusiawi, tapi kita tidak pernah melakukan langkah-langkah yang tadi itu, penjegalan, vandalisme dan sebagainya,” ujarnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)