RUANGPOLITIK.COM-Partai NasDem sudah menunjukkan arah politik 2024 dengan memilih tiga nama bakal calon presiden yakni, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Rekomendasi itu berasal dari suara 34 DPW Partai NasDem saat NasDem menggelar rapat kerja nasional atau Rakernas.
Nama Anies Baswedan memperoleh dukungan dari 32 DPW Partai NasDem.
Dengan memilih Anies, NasDem dianggap telah memberi ruang kepada kelompok atau orang yang bersimbiosis mutualisme dengan kelompok radikal. Seperti yang terjadi pada Pilkada 2017 lalu.
Politikus Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago tegas membantah anggapan tersebut. Di matanya, Anies adalah tokoh penganut prinsip nasionalis.
Berita Terkait:
Nasdem Akan Surati Tiga Bakal Capres Hasil Rakernas
Ketua Dewan Pembina Golkar: Capres KIB Tak Harus Airlangga
Perjodohan Gerindra-PKB, Pengamat: Ganteng, Kaya dan Sholeh, Gimana Mau Nolak
Gelar Rapimnas Besok! PKS Akan Tentukan Arah Koalisi dan Kriteria Capres
“Memang pada Pilkada DKI 2017 lalu Anies cuma dicomot oleh 212 seolah-olah dia diposisikan adalah bagian dari 212,” kata Irma dalam sebuah video pendek yang diunggah pemilik akun Twitter @siregar_elang, dikutip pada Senin (20/6/2022).
Irma menegaskan kenal baik dengan Anies. Mantan Mendikbud itu adalah salah satu deklarator Ormas Nasdem.
“Anies bukan orang yang seperti itu. Dia seorang nasionalis sebenarnya,” tegasnya.
Tapi lanjut Irma, karena adanya kebutuhan politik untuk meraih kemenangan pada Pilkada 2017 lalu, Anies dengan terpaksa harus mengambil dukungan dari kelompok 212.
“Tapi karena kebutuhan kemarin, kebutuhan untuk perlu menang (Pilkada) ya diambil itu politik identitas yang mendukung dia sebegitu kuat di Pilkada DKI 2017, terpaksa harus diambil,” ungkap Irma.
“Sejatinya dia bukan orang yang memiliki prinsip politik identitas. Bukan!” terangnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)