Ruangpolitik.com — Seluruh masyarakat Sumatra Barat (Sumbar) yang punya hak pilih bakal kembali mencoblos dalam pemungutan suara ulang (PSU) pada tanggal 13 Juli 2024 mendatang.
Hal ini merupakan tindak lanjut Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU).
PSU di Sumatra Barat ini terjadi sebab MK mengabulkan permohonan Irman Gusman ihwal namanya yang dicoret dalam daftar calon tetap atau DCT untuk anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Mengenal Irman Gusman
Pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat. Irman merupakan putra Minangkabau pasangan Gusman Gaus asal Padang Panjang dan Janimar Kamili asal Guguak Tabek Sarojo, Agam.
Ayahnya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, sedangkan ibunya merupakan anak dari pedagang emas yang cukup sukses.
Pria kelahiran 11 Februari 1962 itu dididik di keluarga yang plural. Terbukti sang ayah menguliahkan Irman di universitas berlatar belakang kristen. Ayah Irman juga pernah menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Irman memulai karier politiknya sejak tahun 1999 dengan menjadi anggota MPR. Di MPR, Irman dipercaya oleh Fraksi TNI/Polri DPRD Sumatera Barat.
Irman menjadi salah satu pihak yang berhasil melobi hingga akhirnya dibentuk Fraksi Utusan Daerah di MPR pada 2001. Lulusan S1 Universitas Kristen Indonesia itu dikenal sebagai salah seorang penggagas sistem politik dua kamar (bikameral) di MPR dan memperjuangkan agar perwakilan daerah bisa duduk sebagai wakil di lembaga tertinggi itu.
Saat reformasi, Irman merupakan salah satu penggagas amandemen UUD 1945. Hingga akhirnya terjadi perubahan mendasar sistem ketatanegaraan di Indonesia yakni adanya proses Pemilu di mana presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dengan maksimal masa jabatan dua periode. Reformasi juga melahirkan lembaga Mahkamah Konstitusi dan DPD RI.
Bapak tiga itu cukup dikenal sabagai salah satu tokoh pasca-reformasi yang secara konsisten memperjuangkan akomodasi terhadap kepentingan daerah dalam proses bernegara dan pemerintah. Irman menjadi salah satu penggagas lahirnya Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan sejak tahun 2004 hingga saat ini, ia sudah tiga kali menjabat sebagai pimpinan DPD.
Pada periode pertama yakni 2004-2009, Irman menjadi wakil dari Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita. Dua periode selanjutnya ia menjadi Ketua DPD meski di periode terakhir peraih Master of Business Administration (MBA) dari Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat itu mendapatkan jabatannya dengan persaingan sengit.
Tak hanya berlatar belakang politik, Irman juga dikenal sebagai pengusaha yang cukup ulung. Kepiawaiannya mungkin merupakan turunan dari sang ibu yang merupakan anak dari pedagang emas sukses. Sejak selesai menimba ilmu di AS, Irman lebih banyak berkiprah di bidang sosial dan ekonomi. Tak hanya berhasil di dunia politik, bisnis keluarga Gusman pun maju pesat berkat kepiawaian Irman.
Saat Pilpres 2014 lalu, Irman menjadi salah satu tokoh yang masuk dalam Konvensi Partai Demokrat untuk menjadi calon presiden. Namun Irman kalah oleh Dahlan Iskan.
Irman Gusman tercatat dalam sejarah sebagai satu-satunya pimpinan parlemen yang terpilih hingga tiga periode beruturut-turut. Irman Gusman kemudian dikenal sebagai Pejuang Daerah.
Kalau kita berbicara mengenai lembaga senat RI, otonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia, nama Irman Gusman tidak boleh dilewatkan. Peran Irman Gusman dalam memperjuangkan kepentingan daerah memang sangat besar.
Irman salah satu tokoh pasca-reformasi yang secara konsisten memperjuangkan perlunya rekognisi dan akomodasi kepentingan daerah dalam berbagai proses kenegaraan dan pemerintahan. Hal itu dilandasi oleh pemikiran mengenai karakter asali bangsa Indonesia yang multicultural.
Bagi Irman Gusman, sistem politik dan pemerintahan harus mencerminkan karakter bangsa Indonesia. Dengan demikian, hasil dari berbagai sistem kenegaraan dan pemerintahan benar-benar mencerminkan kebutuhan bangsa Indonesia.
Perhatian yang sangat besar terhadap keanekaragaman Indonesia inilah yang kemudian diteruskannya dengan perjuangan melahirkan DPD RI dan tekadnya untuk memperkuat otonomi daerah. Karena tidak berasal dari partai dan tekadnya untuk merangkul semua golongan demi kemajuan Indonesia, Irman Gusman lebih sering dikenal sebagai tokoh bangsa atau negarawan daripada seorang politikus.
Apalagi, Irman Gusman dikenal sangat aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Ciri khas inilah yang membedakan dia dengan banyak politikus lain pada periode pasca reformasi. (Syaf/Ben)