Industri properti diproyeksikan memasuki siklus cerah pada tahun 2024. Sejumlah strategi hingga insentif disiapkan untuk menjaga pertumbuhan industri properti yang memiliki keterkaitan terhadap terhadap 185 industri lain.
RUANGPOLITIK.COM – Industri properti diproyeksikan memasuki siklus cerah pada tahun 2024. Sejumlah strategi hingga insentif disiapkan untuk menjaga pertumbuhan industri properti yang memiliki keterkaitan terhadap terhadap 185 industri lain.
Prospek properti di awal 2024 diperkirakan akan mengalami tren yang positif, terutama di pasar rumah tapak.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
1) Insentif pemerintah berupa pembebasan PPN untuk pembelian rumah baru
2) Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan meningkat
3) Permintaan yang terus meningkat dari masyarakat
Insentif pemerintah berupa pembebasan PPN untuk pembelian rumah baru
Pemerintah Indonesia memberikan insentif berupa pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pembelian rumah baru yang harganya di bawah Rp2 miliar. Insentif ini berlaku mulai 1 November 2023 hingga 30 Juni 2024.
Insentif ini diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pasar properti, terutama pasar rumah tapak. Hal ini disebabkan karena insentif ini akan menurunkan harga jual rumah, sehingga akan membuat rumah menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan meningkat
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan meningkat pada tahun 2024. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, seperti pemulihan ekonomi global, berlanjutnya program vaksinasi COVID-19, dan peningkatan investasi.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berdampak positif terhadap pasar properti. Hal ini disebabkan karena peningkatan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga akan mendorong permintaan properti.
Permintaan yang terus meningkat dari masyarakat
Permintaan properti dari masyarakat terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti peningkatan populasi, urbanisasi, dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki rumah.
Peningkatan permintaan properti diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2024. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor yang mendorong peningkatan permintaan properti masih akan terus berlanjut.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, prospek properti di awal 2024 diperkirakan akan mengalami tren yang positif. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:
– Kebijakan Suku Bunga
Kebijakan suku bunga juga dapat mempengaruhi prospek properti. Jika suku bunga meningkat, maka akan membuat biaya KPR menjadi lebih mahal, sehingga akan mengurangi permintaan properti.
– Kondisi Politik
Kondisi politik juga dapat mempengaruhi prospek properti. Jika kondisi politik tidak stabil, maka akan membuat masyarakat menjadi ragu-ragu untuk berinvestasi di properti.
Secara umum, prospek properti di awal 2024 diperkirakan akan positif. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memastikan prospek properti yang lebih pasti.
Dari sisi kaca mata pengembang, mereka menatap optimistis bisnis properti pada tahun 2024 ini.
Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan hunian yang sangat tinggi dan didukung dengan pembangunan infrastruktur besar-besaran hingga mendorong terus berkembangnya banyak area maupun kawasan-kawasan baru.
Untuk mencapai target yang cukup besar itu telah disiapkan berbagai strategi maupun rencana bisnis sepanjang tahun 2024 ini.
Diantaranya dengan menganggarkan capex atau modal kerja yang lebih besar untuk menambah tiga proyek baru maupun akuisis proyek-proyek yang dianggap potensial.
Ekspansi terbesar masih akan dilakukan di wilayah kota-kota besar seperti Jabodetabek, Medan, Palembang, hingga Balikpapan yang merupakan kawasan-kawasan dengan demand produk hunian besar. Ekspansi ini juga untuk mempertegas arah perusahaan menjadi perusahaan developer berskala nasional.
Pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga di tengah sentimen global yang meningkat, tetap menjaga asa positif bagi sektor properti di tahun 2024.(BJP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)