Jika tidak merubah pola pikir, kata dia, maka akan terus-menerus menjadi budak negara maju.
RUANGPOLITIK.COM – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut, anak-anak muda Indonesia harus lebih giat belajar dan disiplin.
Hal itu perlu dilakukan menurut Luhut jika ingin melihat Indonesia menjadi negara lain dan tidak lagi menjadi budak bagi negara maju.
“Saya sebagai seniormu lah, saya mau bilang gini, dari pengalaman saya, tidak akan ada satu negara maju pun yang ada di dunia ini yang akan menarik kamu untuk jadi negara maju,” ujar Luhut dikutip fajar.co.id pada unggahan akun Tiktok @golkar.indonesia (21/8/2023).
Jika tidak merubah pola pikir, kata dia, maka akan terus-menerus menjadi budak negara maju.
“Gak akan ada satupun yang bikin kalian maju. Kecuali kamu sendiri, itu harus kau tanam dalam dirimu,” lanjutnya.
“Jadi kalau kau berkelahi sendiri, kau tidak belajar, tidak disiplin, yah kau akan jadi budak mereka,” sambung Luhut.
Dipaparkankan Luhut, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang terbesar di dunia. Untuk itu, menurutnya tidak elok jika Indonesia diatur-atur negara yang lebih kecil.
“Negara-negara berkembang sekarang depleted reservoir itu kan Indonesia salah satu yang terbesar di dunia. Ada di negara eropa yang cuma penduduknya berapa, ikut ngatur-ngatur kita,” tukasnya.
Contoh pola pikir yang membuat Indonesia tidak maju, dituturkan Luhut, selalu mengatakan Indonesia memiliki utang yang banyak.
“Banyak, kita mempersulit diri kita bilang utang kita banyak, kita negara yang utangnya paling sedikit sekarang. Bandingin lah sama negara-negara besar,” Luhut menuturkan.
Luhut meminta, para pemuda untuk tidak sempit dalam berpikir. Indonesia merupakan negara yang besar dan harus berani melihat fakta yang ada.
“Seperti di Eropa Union, datang parlemennya ke saya, mereka mengatakan, wah Indonesia kenapa melarang nikel diekspor?. Saya bilang, kami sekarang kalau gak diekspor kemarin nih ekonomi kami gak seperti hari ini,” papar Luhut.
Dia mengaku mengembalikan pertanyaan pihak Eropa Union, karena menurutnya, Indonesia perlu memikirkan dirinya sendiri sebelum negara lain.
“Apa salah? Saya bilang. Apa saya harus mikirkan kalian? Yah kalian pikir sendiri kah. Kami juga mikir diri kami,” tandasnya.
“Saya janji mau ketemu sama Kristalina nanti di Washington saya mau jelasin sama dia dan sudah pernah sudah pernah saya jelasin juga dulu,” sambung dia.
Diceritakan Luhut, dirinya ingin mengatakan apa yang dia lakukan sudah tepat. Membuat ekonomi Indonesia sehat terlebih dahulu sebelum memikirkan negara lain.
“Ngapain kalian mau kami nolong-nolong negara maju. Kalian sudah maju kok. Kami perlu nolong diri kami, generasi muda Indonesia rusak hanya karena memperhatikan aturan yang dibuat kolonial,” imbuhnya.
Tambahnya, Indonesia telah dijajah selama kurang lebih 350 tahun. Sementara negara maju bisa dikatakan tidak pernah mengalami nasib yang sama dengan Indonesia.
“Saya telponan dengan Ajay, Presiden World Bank, saya bilang pak Jay anda jangan ketemu Presiden langsung. Lihat dulu apa yang terjadi di Indonesia, setelah itu anda baru ketemu Presiden. Kamu lihat hilirisasi dan apa dampaknya,” tukasnya.
“Bagaimana kita melakukan (tentang) masalah lingkungan. Apa yang sudah kita lakukan mengenai sampah, the breeze di laut, proses sampah RDF, dia bilang saya setuju, kamu juga lihat smelter itu, apa yang kami buat, kenapa dulu pertumbuhan ekonomi di sana nol atau negatif, sekarang bisa sampai berapa belas persen,” bebernya.
Meskipun demikian, Luhut mengakui apa yang diupayakan saat ini masih belum sempurna. Namun, yang perlu disadari, apayang dilakukan telah mencerminkan sebuah negara maju.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)