Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jabar, Rochady, mengatakan, kasus saat ini mengalami peningkatan jika dibandingkan 14 hari lalu pada 20 April 2023
RUANGPOLITIK.COM —Kasus Covid-19 kembali meningkat setelah momen Lebaran 2023. Peningkatan terjadi karena tingginya mobilitas masyarakat saat Lebaran sehingga masyarakat diimbau untuk meningkatkan protokol kesehatan dan daya tahan atau imunitas tubuh.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Nina Susana Dewi, menyatakan, kenaikan kasus memang benar terjadi. Karenanya, masyarakat diminta untuk kembali menaati protokol kesehatan serta menjalani pola hidup sehat sehingga tubuhnya kuat melawan virus yang masuk ke dalam tubuh.
“Terjadi peningkatan kasus di Jawa Barat. Berdasarkan data NAR Allrecord pada tanggal 3 Mei 23, kasus positif Covid-19 sebanyak 631 kasus,” katanya di Kota Bandung, Kamis, 4 Mei 2023.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jabar, Rochady, mengatakan, kasus saat ini mengalami peningkatan jika dibandingkan 14 hari lalu pada 20 April 2023, yaitu 200. Sementara, per 3 Mei 2023, kasus meningkat menjadi 631 kasus. Peningkatan kasus itu dikatakannya bukan berarti tidak ada herd immunity .
“Saat ini kasus banyak, namun kekebalan dan daya tahan tubuh masyarakat juga sudah semakin baik terlihat dari kemampuan tubuh untuk melawan virus tersebut, sehingga gejalanya tidak terlalu berat seperti di awal kasus Covid-19,” ujarnya.
Meski begitu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kembali perilaku hidup sehat, bersih, dan mematuhi prokes 3M. Utamanya dari prokes itu adalah menggunakan masker di tempat umum, terlebih di tengah keramaian.
Disiplin untuk prokes 3M dan memakai masker itu dikatakannya lebih utama lagi untuk masyarakat yang mempunyai komorbid atau penyakit bawaan. Bahkan, orang dengan komorbid disarankan supaya sebisa mungkin menghindari keramaian, karena mereka paling rentan jika terinfeksi Covid-19.
Menurut dia, itu terjadi karena imunitas tubuh menurun diakibatkan oleh dampak dari penyakit yang diderita sebelumnya. Penyakit bawaan juga dapat meninggalkan dampak yang cukup signifikan berupa lemah atau rusaknya organ yang dapat membuat tubuh pasien jadi lebih sulit untuk melakukan pemulihan.
“Karena dari pengamatan tenaga medis di RS, gejala pasien dewasa dengan komorbid lebih parah dibandingkan gejala yang timbul pada anak-anak tanpa komorbid,” kata dia.
Meski kasus Covid-19 meningkat, Rochady mengatakan bahwa ia belum bisa memastikan akan diterapkannya PPKM lokal. Hal itu memerlukan kajian epidemiologis lebih lanjut.\
Kasus meningkat, keterisian bed RS meningkat
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per Rabu, 3 Mei 2023, ada 2.647 kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia dengan 25 kasus kematian. Kenaikan kasus juga diiringi oleh peningkatan perawatan pasien di rumah sakit.
Data yang bersumber dari RS Online, pada 3 Mei 2023, pukul 14.00 WIB dan Dinkes Provinsi, keterisian bed atau Bed Occupation Rate (BOR) di rumah sakit mencapai 8,1% secara nasional, dari ketersediaan 42.293 tempat tidur. Itu merupakan bed isolasi maupun bed intensif.
Ada 5 RS yang mengalami peningkatan keterisian lebih dari 50%. Kelimanya adalah RSUP Dr. M. Djamil, RS Dr. Tadjuddin Chalid, MPH, RSP Dr. Ario Wirawan, RSUP Prof Dr. R.D.Kandou, dan RSUP Dr. kariadi.
Data yang dirilis Kemenkes itu juga menunjukkan bahwa dari 22.666 pasien Covid-19 yang dirawat di RS, 34,5%nya atau 7.813 pasien belum mendapatkan vaksinasi Covid-19. Pasien juga didominasi oleh lansia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, pada Kamis, 4 Mei 2023, mengatakan, masyarakat harus tetap waspada. Meskipun belum terjadi lonjakan kasus, tapi peningkatan kasus terus terjadi dan diiringi oleh keterisian tempat tidur di Rumah Sakit.
”Masyarakat jangan lengah. Perketat kembali protokol kesehatan terutama memakai masker dan segera lakukan booster,” ujar Syahril.
Dikatakannya, tingkat pergerakan masyarakat yang semakin tinggi, maka risiko penularan juga semakin tinggi. Namun risiko itu bisa dicegah jika masyarakat patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Vaksinasi booster minimalkan risiko
Menurut Nina Susana Dewi, Dinas Kesehatan Jawa Barat juga memenuhi kebutuhan vaksin untuk kabupaten/kota yang mengajukan permintaan vaksin. Mereka sudah mengajukan vaksin tersebut melalui laman Pikobar Jabar. Vaksin Covid-19 yang tersedia berjenis Indovac, Zifivax dan Inavac.
Vaksin Indovac dialokasikan ke Kota Sukabumi (20 Vial), Kota Tasikmalaya (25 Vial), Kab. Bandung (50 Vial), Kab. Karawang (200 Vial), dan Kota Bekasi (400 Vial). Sementara, vaksin Inavac dikirimkan ke Kota Tasikmalaya sebanyak 20 Vial, dan vaksin Zifivax dialokasikan ke Kota Tasikmalaya sebanyak 500 Vial.
Menurut Mohammad Syahril, untuk meminimalkan risiko, selain disiplin prokes, masyarakat juga didorong untuk melakukan vaksinasi. Masyarakat diharapkan sudah vaksinasi Covid-19 dosis lengkap maupun booster.
Pemerintah saat ini telah menambah regimen vaksin Indovac yang bisa digunakan untuk vaksinasi COVID-19. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor IM.02.04/C/2034/2023 yang diterbitkan pada 23 April 2023.
Penambahan itu diberikan untuk sasaran yang mendapatkan vaksin primer Pfizer. Vaksin booster kedua Indovac dapat diberikan dengan interval 6 bulan sejak vaksinasi booster pertama Covid-19. Vaksin booster kedua bisa diberikan dosis penuh atau 0,5 ml. Vaksin booster ke dua itu bisa didapatkan masyarakat di fasilitas pelayanan kesehatan maupun pos pelayanan vaksinasi terdekat.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)