RUANGPOLITIK.COM-Menteri BUMN Erick Thohir menjadi cawapres dengan elektabilitas tertinggi pada rilis hasil survey Lembaga Poltracking Indonesia di Propinsi Jawa Timur.
Elektabilitas Erick meningkat tajam sejak beberapa bulan terakhir, di wilayah dengan populasi warga NU terbanyak tersebut.
Hal ini tidak terlepas dari kedekatan Erick Thohir dengan struktural PBNU, yang memang kian intim, apalagi sejak Erick resmi menjadi anggota kehormatan Barisan Serbaguna (Banser) Ansor.
“Saya melihat faktor itu memang besar untuk menaikkan elektabilitas Pak Erick Thohir. Tambah lagi dia juga mendapatkan ‘jalan’ dari struktural PBNU untuk lebih masuk ke lingkungan Nahdliyin,” ujar Pengamat Politik Citra Institute ketika berbincang dengan RuPol, Jumat (24/6/2022).
Efriza juga melihat naiknya elektabilitas Erick Thohir tersebut, karena faktor merenggangnya hubungan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan PBNU.
Berita Terkait:
Putri Gus Dur Tuding Cak Imin Rebut PKB, Refly Harun: Partai Bukan Milik Satu Orang
Cak Imin Vs Yenny Wahid Luka Lama Konflik PKB
Pengamat: Erick Thohir Jangan Terlena Karena Kedekatan dengan PBNU
Tersingkir Dari NasDem, Pengamat: Nama Erick Thohir Akan Meredup
Yang menyebabkan Erick bisa masuk dengan leluasa ke basis-basis NU, terutama yang berhubungan dengan para pengurus PBNU.
“Kehadiran Pak Erick di tengah-tengah struktural PBNU itu mendapatkan sambutan hangat, karena banyak potensi yang bisa mereka maksimalkan. Apalagi sebagai Menteri BUMN, tentunya program-program yang dia bawa menjadi magnet tersendiri untuk warga NU,” terang Efriza.
Jika dibandingkan Muhaimin Iskandar, lanjut Efriza, jelas Erick Thohir lebih menarik untuk saat ini.
Tetapi untuk ke depan, Efriza meragukan jika warga NU akan lebih memilih Erick Thohir daripada Muhaimin Iskandar yang merupakan anak kandung NU.
“Itu dia! Apakah elektabilitas (Erick Thohir) itu akan tetap bertahan jika nantinya Muhaimin tetap lanjut menjadi capres atau cawapres? Saya memiliki keyakinan tidak,” jelasnya.
Pilihan Tetap ke Anak Kandung
Dosen Ilmu Politik di banyak perguruan tinggi itu, mengatakan jika semakin dekat waktu pilpres maka elektabilitas Erick Thohir di kalangan NU akan semakin redup.
Warga NU akan kembali mengedepankan Muhaimin Iskandar, mengingat sosoknya yang merupakan Nahdliyin murni.
“Fenomena naiknya popularitas dan elektabilitas Erick Thohir itu, sangat wajar sekali. Karena selama ini warga NU hanya punya sosok Muhaimin, tiba-tiba muncul sosok baru. Tentu saja semua melirik dan tertarik, namun akhirnya tetap akan berbalik ke Muhaimin,” paparnya.
Efriza mengibaratkan dalam sebuah keluarga, jika ada tamu yang baru datang membawa oleh-oleh pasti mendapat sambutan yang bagus.
Semua mengelu-elukan, bahkan kadang lupa dengan anak kandung sendiri.
“Tetapi jika sudah sampai saatnya untuk memilih, sudah pasti pilihan kembali ke anak kandung. Walaupun tamu ini ganteng, baik dan banyak kelebihan, mana ada orang tua yang akan membuang anaknya. Kecuali memang si anak ini tidak masuk dalam perlombaan,” terang Efriza sambil tersenyum.
Nantinya, sambung Efriza, ada masa Kiai-kiai kharismatik NU akan mengingatkan hal tersebut kepada struktural PBNU.
“Pada saat itu, maka warga NU pun akan tegak lurus dengan himbauan para kiainya itu. Saat ini para kiai-kiai itu masih melihat dan menunggu. Tapi saat itu akan tiba. Muhaimin jelas sangat mengetahui itu, itu juga yang membuat dirinya selalu percaya diri dengan pencapresannya,” imbuh Efriza. (ASY)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)