RUANGPOLITIK.COM-Baru-baru ini Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diketahui membentuk koalisi baru dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Koalisi antara PKB dan Gerindra dinamai dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Dengan adanya koalisi tersebut, PKB seolah-olah terang-terangan berselingkuh dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pasalnya, pada awal Juni lalu, PKB dan PKS mengumumkan bahwa mereka tengah melakukan penjajakan melalui koalisi yang disebut Koalisi Semut Merah.
Sebelum diselingkuhi PKB, PKS sempat mengatakan bahwa mereka diundang dan diajak oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dipelopori PAN-PPP- dan Golkar.
Berita Terkait:
Pengamat: Koalisi PKB dan PKS Lebih Tepat Disebut Sebagai Koalisi Semu Merah
PKS Jadikan Anies Baswedan Nominasi Bakal Capres 2024
PKS Gelar Rapimnas, Tentukan Kriteria Capres 2024 yang Diusung
Gelar Rapimnas Besok! PKS Akan Tentukan Arah Koalisi dan Kriteria Capres
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS, Aboe Bakar Alhabsy, mengatakan bahwa sulit membentuk koalisi karena angka Presidential Threshold yang tinggi.
“Memang membentuk koalisi ini nggak mudah karena angka Presidential Threshold ini kita terlalu nggak wajar dan kurang pantas dalam demokrasi,” kata Aboe Bakar Alhabsy di kanal YouTube Refly Harun yang tayang, Senin (20/6/2022).
Ia mengatakan bahwa Presidential Threshold 20 persen kurang sehat untuk demokrasi dan angka tersebut harus dikurangi.
Terlepas dari hal tersebut, Aboe Bakar Alhabsy mengatakan bahwa PKS siap membentuk poros tiga.
“PKS akan berusaha membikin poros tiga,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa PKS terbuka dalam hal koalisi. Bahkan, PKS juga mengaku sempat diundang untuk bergabung dengan KIB.
“PKS bukan nggak diundang KIB, kita bersedia dengan KIB tapi kita nggak mau dikunci,” ujar Aboe Bakar Alhabsy. (BJO)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)