RUANGPOLITIK.COM-Momen Idul Fitri dipergunakan Presiden Joko Widodo untuk bersilaturahmi dengan masyarakat di Yogyakarta, Jawa Tengah. Tak hanya itu, ia memilih liburan bersama keluarga di Pulau Dewata Bali.
Dikabarkan, Jokowi baru bersilaturahmi ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Sabtu (7/5/2022). Yang mana momen tersebut dibagikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani di akun instagram pribadinya.
Mengapa Presiden Jokowi memilih berlebaran di Yogyakarna dan berlibur ke Bali, ketimbang bersilaturahmi ke Ketum PDIP? Apakah keduanya sedang tidak baik-baik saja?
Pengamat Politik dari Citra Institute, Efriza mengatakan hubungan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo saai ini baik-baik saja.
Berita Terkait:
Jokowi Lebih Pilih Berlebaran dengan Sultan HB X Ketimbang Megawati, Ada Apa?
Jokowi Silaturahmi ke Kediaman Megawati, Puan Maharni: Bahas Hal-hal Strategis
Jokowi Sajikan Opor Ayam ke Prabowo, Roy Suryo Singgung Larangan Pemerintah
Presiden Jokowi Halalbihalal dengan Wapres Ma’ruf Amin Secara Daring
Namun, Efriza menilai, Jokowi lebih memilih mendekatkan diri dengan rakyat agar popularitas dukungan kepuasaan masyarakat kepada pemerintah tetap tinggi. Sebab, saat ini PDIP sering mengkritisi pemerintah yang membuat Jokowi jengah.
“Jadi, yang menguntungkan buat pemerintah adalah bersama dengan rakyat, sekaligus juga menunjukkan Presiden Jokowi tetap kuat tak terpengaruh oleh kritik PDIP karena bersama rakyat,” kata Efriza, kepada RuPol, Senin (7/5/2022).
Lebih lanjut, Efriza mengatakan, langkah Presiden Jokowi untuk terus bersama rakyat juga sebagai tanda Jokowi tidak lagi mengistimewakan Megawati sebagai personalisasi PDIP.
“Pilihan pencitraan lebih menggiurkan dan Presiden Jokowi memilih untuk tak mengistimewakan Megawati sebagai personalisasi PDIP,” ucapnya.
Di sisi politik, kata Efriza, Presiden Jokowi dan PDIP sedang ada resistensi, sebab beberapa pengurus PDIP sedang banyak mengkritik pemerintah.
“Sisi ini, menunjukkan antara PDIP lingkaran Istana dan sedang ‘tidak selaras,’ makanya Jokowi memilih sikap mendekat kepada masyarakat,” ujar Efriza.
Efriza mengungkapkan, ketidak hadiran Jokowi saat momen Idul Fitri juga untuk mencegah adanya persepsi dirinya mendukung Puan Maharani. Sebab, Puan tentu ada di kediaman bersama ibundannya.
“Dua hal inilah yang dihindari oleh Jokowi, pertama, sebel sama PDIP yang ‘berisik’ sebagai partainya pemerintah dan kedua, malah terjebak kepada persepsi mendukung Puan Maharani,” imbuhnya. (AFI)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)