RUANGPOLITIK.COM-Big data yang diklaim Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan soal 110 juta netizen mau pemilu 2024 ditunda membuat Partai Demokrat (PD) gerah.
Demokrat (PD) mempertanyakan sumber big data yang diklaim Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dan memintanya membuka metode pengambilan data tersebut.
“Sudah ada pakar media sosial, Ismail Fahmi, yang mempertanyakan keabsahan statemen salah satu menteri Jokowi yang bawa-bawa big data. Mari dibongkar itu siapa lembaga yang mengolah big data versi pemerintah,” kata Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bamkostra) PD, Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan, Sabtu (12/3/2022).
“Lalu, seperti apa mengambil datanya? 110 Juta netizen bahas penundaan pemilu? Darimana itu angkanya? Berapa persen itu dari total data yang diambil? Pengguna media sosialnya beneran manusia, atau seperti biasa, pendengung dan akun bot pendukung pemerintah?,” sambungnya.
Berita Terkait:
Tunda Pemilu, Kamhar Sindir Luhut Tak Usah Ulang Lagu Sumbang
Ambisi Luhut Tunda Pemilu 2024 dan Perpanjangan Jabatan Presiden
Pengamat: Elite Jangan Bermain Api Terkait Penundaan Pemilu 2024
Herzaky mengatakan kondisi masyarakat saat ini sedang sulit akibat pandemi COVID-19. Menurutnya, bahaya jika pemerintah lebih banyak menghabiskan waktu untuk melanggengkan kekuasaan.
“Bahaya benar kalau kita punya pemerintahan seperti ini. Punya segala sumber daya yang diperlukan. Tapi, waktu dan tenaganya lebih banyak dipakai untuk berupaya melanggengkan kekuasaan. Bukannya mengurusi rakyat yang sedang susah, sedang kesulitan karena pandemi,” katanya.
Herzaky pun berharap pemerintah betul-betul menjaga konstitusi dan amanah reformasi. Dia kemudian meminta para elit untuk meneladani sikap negarawan presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang disebut tidak haus kekuasaan meski survei tingkat kepuasan terhadap pemerintahan SBY saat itu cukup tinggi.
“Mari jaga betul konstitusi kita, amanah reformasi, dan demokrasi kita. Teladani lah pilihan sikap Bapak SBY, yang tidak rakus kekuasaan, tetap patuh pada Konstitusi, meskipun survei kepuasan terhadap pemerintahan beliau selalu di atas 70 persen, bahkan pernah 75 persen, jauh di atas pemerintahan saat ini, padahal era Bapak SBY dulu beliau tidak memakai buzzer dan influencer,”
“Memang sulit mencari sosok pemimpin dan negarawan seperti Bapak SBY yang telah berhasil menunjukkan komitmen kuatnya kepada konstitusi dan demokrasi,” tandasnya. (KRN)
Editor: Andre
(RuPol)