RUANGPOLITIK.COM — Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS), Moh Sholeh Basyari mengatakan setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan nama Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tidak lagi menjadi sosok pilihan warga Nahdlatul Ulama (NU) sebagai calon presiden (capres) di 2024.
“Bagi warga NU, Muhaimin jeblok karena pertama ketokohannya memang sudah tidak maksimal, faktor kedua sudah dua dekade tidak melakukan sirkulasi elit atau regenerasi di DPP PKB,” kata Sholeh, kepada RuPol, Senin (07/03/2022).
Faktor ketiga yakni merebaknya kelas menengah santri yang sudah melek akan politik, yang mana mereka menginginkan adanya pemimpin baru di Indonesia.
“Bahkan santri menginginkan dengan tokoh kualitas yang melebihi Cak Imin dan mereka mana mau dipimpin oleh itu-itu aja,” ucapnya.
Terkait usulan penundaan Pemilu 2024 yang dilontarkan oleh Cak Imin dan menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat, Sholeh menilai hal itu dilakukan karena Cak Imin sudah frustasi dengan elektabilitas yang terus merosot.
“Itu akumulasi frustasi cak Imin. Dia bully dimana-mana,” ungkapnya.
Sebelumnya, dari hasil survei CSIIS pada Januari lalu di kalangan NU, nama Muhaimin Iskandar tidak berhasil masuk dalam level atas. Muhaimin Iskandar bahkan kalah dari Erick Thohir dan Anies Baswedan, yang jelas tidak memiliki irisan dengan NU.
Berita Terkait:
Wacana Tunda Pemilu, PBNU: Yahya Cholil Staquf Harapkan Dialog
PKB Berpotensi Ditinggal Pemilih Akibat Manuver Muhaimin
Wacana Penundaan Pemilu, Ini Sikap Presiden Jokowi…
Kritik Menag Yaqut, Muhaimin Disentil PBNU
Dalam survei tersebut, nama Prabowo Subianto dan Ganjar Prabowo berada di puncak. Kemudian disusul oleh Erick Thohir dan Anies Baswedan di posisi tiga dan empat.
Selain nama Muhaimin Iskandar yang berada di papan bawah, survei CSIIS juga melihatkan kesukaan warga NU kepada sosok Erick Thohir. (AFI)
Editor: Setiono
(RuPol)