Oleh: Efriza, Dosen Ilmu Politik di Berbagai Kampus dan Owner Penerbitan
RUANGPOLITIK.COM-Kegagalan Muhaimin Iskandar dalam maju sebagai calon presiden maupun wakil presiden tak pernah menyurutkan langkahnya.
Muhaimin sepertinya mengerti bahwa ia adalah seorang pejabat administrasi partai. Sebagai Ketua Umum, ia memang dituntut untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas partainya. Ia juga harus terus menjaga daerah pemilihan dan konstituennya.
Bagi dirinya, kegagalan dia sebagai calon wakil presiden saja, telah menghantarkan Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden terpilih. Sehingga, perannya saat ini tetap maju sebagai calon presiden sekaligus menunjukkan posisi tawarnya dalam membangun koalisi ke depannya maka akan lebih kuat posisi tawar PKB dibandingkan dengan partai-partai lain.
Hanya Muhaimin Iskandar saat ini yang bukan sekadar sudah deklarasi di berbagai wilayah dengan safari-safarinya tetapi juga telah melakukan langkah-langkah taktis dalam menyosong Pemilu 2024 nanti, seperti ia mengajukan nama slogan MISS U yang merupakan Muhaimin Iskandar Sahabat Semua Umat, ia mendirikan Gedung Mabes Rakyat yakni Maju Bersama Rakyat sebagai markas pemenangan Pilpres, ia mengangkat tema-tema isu Islam dan juga Nobel Perdamaian, serta jangan lupa pula dukungan Muhaimin Iskandar terhadap Erick Thohir.
Berita Terkait:
Kepuasaan Terhadap Jokowi Naik, Masa Jabatan Presiden Diperpanjang?
Usulan Pemilu 2024 Diundur, Pengamat Minta Cak Imin Jangan Blunder
Cak Imin Minta Pemilu 2024 Diundur, Begini Alasannya…
Cak Imin: Pencapresan Saya Dipantau Pak Jokowi
Ini menunjukkan PKB, Erick Thohir, dan Muhaimin Iskandar adalah tiga kekuatan yang saling bersinergi. Saat ini meski Gus Yahya terkesan menyampaikan pesan tak mau ada capres-cawapres dari PBNU, ini belum tentu menunjukkan langkah taktis Muhaimin telah sepenuhnya diabaikan oleh Gus Yahya, bisa saja Gimmick Politik malah terjadi diakhir.
Muhaimin Iskandar menyadari ia memang akan selalu tersandera oleh kasus yang menderanya seperti “Kardus Durian” yang menyanderanya. Tetapi ini politik, Muhaimin tentu memahami, ia melakukan langkah-langkah safari, menyampaikan komentar politik tentang wacana Penundaan Pemilu 2024 adalah bentuk mencari perhatian sekaligus menjadi pusat perhatian dari Istana.
Presiden Jokowi yang juga memiliki peran cukup besar sebagai ‘king maker’ politik sangat memperhitungkan kekuatan politik Muhaimin dibandingkan Airlangga Hartarto, misalnya. Muhaimin adalah calon presiden dengan elektabilitas nol koma sekian persen tetapi gerak politiknya lebih lincah dan cerdik.
Sepak terjangnya tak memancing kisruh atau reaksi negatif dari partai-partai lain, tetapi cukup berpengaruh mengecilkan proporsi berita Anies Baswedan dan AHY.
Muhaimin juga dapat melanjutkan kiprah dirinya sebagai motor penggerak koalisi, meski pemberitaannya senyap sekalipun tetapi perannya tak pernah kecil dalam peta politik nasional, lihat saja Presiden SBY hingga Jokowi sangat bergantung dengan PKB padahal bukan partai tiga besar. (AFI)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)