RUANGPOLITIK.COM – Beberapa waktu terakhir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlihat menjalin komunikasi dengan beberapa partai, antara lain Nasdem, PAN dan PPP.
Nama Anies sejak lama juga sudah dikaitkan dengan PKS dan Gerindra, karena merupakan partai pengusung ketika mengikuti Pilkada DKI Jakarta.
Namun dari beberapa partai tersebut, Anies dinilai lebih cocok dan pas untuk bergabung dengan Nasdem.
“Anies memiliki basis dukungan kelompok terbuka, moderat terutama muslim. Sehingga penting bagi Anies mencari parpol pelengkap suara. Partai nasionalis kelas menengah dan belum memiliki tokoh potensial,” ujar Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada RuPol, Minggu (6/2/2022).
“Anies saat ini paling cocok itu dengan Nasdem. Jika keduanya bersatu, peluang menghadapi pilpres lebih terbuka, dengan menggaet partai dengan afiliasi islam,” lanjutnya.
Bergabungnya Anies dengan Nasdem, kemudian mengajak partai-partai islam untuk bergabung dalam koalisi, maka akan terbentuk koalisi yang kuat.
“Nasdem berpeluang memimpin koalisi, karena ketokohan Anies bisa menjadi magnet buat partai-partai lain bergabung. Bisa saja Demokrat, PKB, PKS, PAN atau PPP merapat. Karena koalisi ini sangat memungkinkan untuk memenangi konstetasi pilpres,” terang Dedi.
Baca juga:
Ketika Partai Berebut Daya Pikat Anies Menuju Pilpres 2024
Dua Sisi ‘Comeback’ nya Rommy Bagi PPP
Elit PBNU Punya ‘Agenda Personal’ Pada Muhaimin Bukan PKB
Menunggu Manuver Sandiaga Uno Untuk Tiket Pilpres 2024
Keuntungan lain bagi Nasdem, menurut Dedi adalah bertambahnya elektabilitas partai.
“Dengan mengusung capres internal dan menjadi pemimpin koalisi, tentu Nasdem akan mendapat berkah kelimpahan suara paling besar. Bukan tidak mungkin Nasdem akan menjadi pemenang pemilu, minimal berada pada tiga besar,” paparnya.
Saat ditanyakan kemungkinan pasangan yang cocok untuk Anies, Dedi menyebutkan beberapa nama ketua partai.
“Bisa AHY atau dengan Muhaimin. Hanya saja Muhaimin tidak cukup potensial mengingat elektabilitasnya terlalu rendah untuk situasi sekarang. Jadi mungkin AHY adalah pilihan terbaik. Atau bisa saja dari kalangan yang mewakili suara NU,” pungkasnya. (YON)
Editor: Bejo. S
(RuPol)