RUANGPOLITIK.COM–Melambungnya angka orang terpapar Covid-19 varian Omicron di Indonesia membuat Presiden Joko Widodo meminta dilakukannya evaluasi level PPKM sebagai antisipasi gelombang ketiga.
Permintaan evaluasi level PPKM ini dinilai Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah sebagai bentuk kemarahan dan kekecewaan Presiden Joko Widodo akan kinerja Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto.
Baca Juga:
Kasus Omicron Melonjak, Pemerintah Evaluasi Level PPKM di Luar Jawa Bali
Omicron Melambung, MUI Ingatkan Fatwa Sholat Jumat Bisa Diganti Sholat Zuhur
Pasalnya angka kasus Covid-19 meningkat dan memasuki gelombang ketiga.
“Iya, menunjukkan kemarahan, keluhan Pak Jokowi juga melihat kita memasuki gelombang ketiga. Artinya antisipasi yang dilakukan Pak Airlangga tidak berjalan di lapangan,” kata Trubus kepada awak media, Sabtu (5/2/2022).
Trubus mengatakan, melonjaknya varian Omicron yang membuat Indonesia memasuki gelombang ketiga menunjukkan tidak berjalannya koordinasi dan kolaborasi pusat dengan daerah. Akibatnya penularan Omicron saat ini didominasi oleh transmisi lokal.
Baca Juga:
9 Anggota Dewan Positif Covid, DPR Kembali Terapkan Sistem WFH
Imbas Anggota Positif Covid-19, Kegiatan DPR Diperketat
“Bila dicermati dari angka-angkanya, 28.000 (kasus positif harian) sebanyak 27.000 dari transmisi lokal, yang dari luar negeri cuma 1.000. Hal ini mestinya bisa diantisipasi dari awal,” ujarnya. .
Dosen Universitas Trisakti ini pun menambahkan, Airlangga yang memegang komando tertinggi dalam penanganan Covid-19 dinilai terlalu menganggap pandemi.
Itu terlihat dari langkahnya menganulir penerapan PPKM level 3 menjelang libur Natal dan tahun baru 2022.
“Pak Airlangga terlalu tekanan pada ekonomi oleh para pengusaha. Jadi seperti ditekan oleh mereka-mereka ini sehingga terjadi pelonggaran. Pada akhirnya PPKM jadi ‘korban’,” tegasnya. (KRN)
Editor: Andre
(RuPol)