RUANGPOLITIK – Menteri Pariwasata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, perlu melakukan manuver politik untuk bisa mendapat tiket capres atau cawapres untuk Pilpres 2024 mendatang.
Kondisi ini karena posisinya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, membuatnya harus berebut tiket dengan Ketua Umum Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, peluang Sandiaga untuk diusung Gerindra, baik sebagai capres ataupun cawapres sangat kecil, sehingga perlu mencari alternatif dukungan dari partai lain.
“Sebetulnya sulit untuk menerka posisi Sandiaga, kecuali ketika ada manuver dari Sandiaga Uno misalnya untuk berpindah partai politik,” kata Dedi saat berbincang dengan RuPol, Kamis (27/1/2022).
Namun, jika Sandiaga harus keluar dari Gerindra dan bergabung dengan partai lain untuk mendapatkan dukungan, itu juga bisa mudah, karena dirinya harus bersaing ketat dengan tokoh-tokoh potensial yang saat ini juga lagi berburu dukungan partai.
“Berpindah partai politik sekalipun tentu konstelasinya lebih sulit, karena di luar Partai Gerindra juga banyak tokoh-tokoh yang potensial yang berharap mendapat dukungan partai” lanjutnya.
Baca juga:
tanya Deklarasi Capres, Tawa Prabowo Pecah
Prabowo Berambisi Nyapres, Peluang Sandiaga di Gerindra Tertutup
Saat ini, dari beberapa nama yang memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi untuk bertarung di pilpres, hanya Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum Partai, selebihnya tidak memiliki partai, seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, termasuk juga beberapa nama yang diperkirakan mengincar posisi cawapres, seperti Erick Thohir, Khofifah dan Sandiaga Uno sendiri.
“Semua jelas saat ini sedang membangun komunikasi dengan parpol. Kalau nantinya yang bertarung hanya 3 pasangan, tentu membutuhkan manuver yang hebat untuk bisa menarik minat parpol-parpol itu,” terang Dedi
Dedi menyebut butuh keberanian bagi Sandiaga untuk memutuskan dalam waktu dekat, apakah bertahan di Gerindra atau memutuskan jalan lain.
“Kalau dari sisi internal Gerindra, saya kira hanya kekuatan besar yang bisa mengubah situasi,” pungkasnya. (DEP)
Editor: Bejo. S
(RuPol)