RUANGPOLITIK.COM – Lembaga survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), menilai Menteri BUMN Erick Thohir merupakan salah satu calon presiden yang potensial.
Walau hasil survey masih relatif rendah, namun tingkat kesukaan terhadap Erick sangat tinggi, bahkan melebihi nama-nama lain, seperti Prabowo, Ganjar dan Anies.
Pada hasil survey yang dilakukan SMRC bulan Desember 2021 lalu, SMRC melakukan simulasi terhadap 15 nama-nama yang selama ini mengapung, namun belum ada satu namapun yang memiliki elektabilitas yang mendominasi, dengan kata lain, bursa capres dan cawapres masih sangat terbuka.
“Hasil survey suara tertinggi hanya sekitar 22 persen, itu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Itu masih belum dominan. Masih sangat terbuka untuk nama-nama lain, apalagi waktu masih sangat panjang,” ujar Peneliti Senior SMRC, Saidiman Ahmad kepada RuPol, Kamis (20/1/2022).
Dari 15 nama yang ada itu, Saidiman juga menyoroti nama Erick Thohir, yang dinilai sebagai salah satu tokoh yang sangat potensial. Karena walaupun surveynya masih rendah, itu karena masih minimnya pengenalan publik.
“Pada survey SMRC, kami menemukan tingkat awareness (pengenalan) publik Erick sekitar 39 persen, namun tingkat likeability (kesukaan) publik mencapai 70 persen. Ini sangat luar biasa, sangat potensial kalau menurut kami,” paparnya.
Baca juga:
Cerita Erick Thohir Menjadi Presiden Klub Inter Milan
Dari Mantan Timses sampai Mantan Menteri, Dorong Erick Thohir Capres 2024
Beberapa waktu belakangan ini, berbagai relawan dan kelompok masyarakat ramai-ramai mendeklarasikan dukungannya untuk Erick Thohir calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
Menurut Saidiman, jika hal itu berlangsung secara masif dan terstruktur, maka hasilnya akan terlihat maksimal, karena yang penting sekarang ini bagi Erick adalah menambah popularitasnya.
“Artinya jika kerja-kerja tim yang terbentuk untuk mendukung bisa maksimal dan terukur, saya kira itu akan bisa menambah popularitasnya. Jika melihat likeabilitynya yang tinggi, maka elektabilitas Erick akan tegak lurus dengan popularitasnya,” sambung Saidiman.
Manager program SMRC itu juga melihat pergerakan yang dilakukan Erick selama ini cukup efektif, dengan lebih banyak turun ke masyarakat dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Namun kalau tidak diatur dengan baik dan terstruktur, bisa saja itu nanti hasilnya akan sia-sia. Untuk menghadapi konstetasi seperti pilpres ini, dibutuhkan kerja besar, melibatkan banyak pihak. Kalau memang Erick ada keinginan kuat, ya otomatis harus maksimal, termasuk dalam pemilihan timnya, harus selektif,” pungkasnya. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)