RUANGPOLITIK.COM — Juru bicara Partai Demokrat KLB Deliserdang Muhammad Rahmad, mengatakan salah satu faktor penyebab ricuhnya Musyawarah Daerah (Musda) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni rendahnya kadar penghargaan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kepada kader-kader yang telah membesarkan partai yang berlambangkan mercy itu.
“Dari dulu sudah kami ingatkan. Kadar penghargaan AHY sangat rendah kepada kader yang membesarkan partai. Demokrat akan makin tenggelam menuju 2024 jika masih dikelola AHY,” kata Rahmad, kepada ruangpolitik.com, Rabu (05/01/2022).
Lebih lanjut, Rahmad menyebutkan, gaya kepemimpinan dan kurangnya jam terbang AHY dalam menangani masalah politik, juga menjadi faktor yang menyebabkan banyaknya kericuhan terjadi di internal Partai Demokrat di bawah pimpinan AHY.
“Fakta yang sudah terjadi, hampir semua ricuh. Ricuh itu terjadi karena AHY belum memiliki jam terbang dalam menangani keberagaman dalam politik partai,” ungkapnya.
Baca juga:
Pasca Pengumuman Ketua, Demokrat NTT Ricuh
Selain itu, rendahnya kadar demokrasi dibawah kepemimpinan AHY, akan berdampak pula pada karir Partai Demokrat kedepannya terutama saat menuju 2024 nanti.
“Jika para kader ingin terus berkarir di Partai Demokrat, apalagi menuju Pemilu 2024, maka pikirkanlah dengan matang soal kepemimpinan AHY yang tipis kadar demokrasinya,” imbuh Rahmad.
Sebelumnya, DPD Partai Demokrat Nusa Tenggara Timur (NTT) kisruh, usai pengumuman ketua terpilihnya.
Sejumlah kader unjuk rasa dan membakar bendera partai di depan kantornya, Kupang, Selasa (4/1/2022), pukul 13.00 WITA.
Mereka yang aksi adalah simpatisan pendukung Jefri Riwu Kore (Jeriko), petahana yang juga wali Kota Kupang. Dia dikalahkan anggota DPRD Provinsi NTT Leonardus Lelo.
Mandat sebagai ketua DPD Demokrat NTT ditandatangani Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu diserahkan kepada Leonardus Lelo di Sekretariat DPP Demokrat Jakarta, Senin (3/1/2022), pukul 19.50 WITA.
Selain membakar bendera Demokrat, massa aksi juga merangsek masuk ke dalam kantor sekretariat mengambil sejumlah bendera Demokrat. Alasan mereka, bendera itu dibuat Jefri Riwu Kore. Massa pun mendesak agar Jeriko mundur dari Partai Demokrat. (AFI)
Editor : Bejo S
(RuPol)