RUANGPOLITIK.COM – Perseteruan antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan keluarga Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) belum mereda.
Walau sebelumnya Muhaimin sempat mengatakan tidak ada apa-apa antara mereka, namun hal tersebut mendapat bantahan dari putri-putri Gus Dur.
“Kalau cara awalnya sudah salah, kita sudah tidak bisa mengharapkan hasilnya akan baik, itu aja,” ujar putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid dalam sebuah sesi wawancara pada akun Youtube ‘Liputan6’, Senin (2/5/2022).
Sementara itu, Yenny Wahid putri kedua Gus Dur menyebutkan Muhaimin sudah mengkhianati Gus Dur, sehingga sulit untuk menata lagi hubungan antara mereka.
“Orang politik itu akan selalu diukur dari legacy (warisan) yang akan dia tinggalkan. Sayang sekali Cak Imin masih memilih legacy sebagai orang yang mengkhianati Gus Dur. Dia tidak berusaha merubah kondisi itu,” ujar Yenni pada kesempatan yang sama.
Lanjut Yenny, setelah sekian tahun Muhaimin belum berusaha untuk merubah itu, sehingga masyarakat juga tidak akan mudah melupakan.
“Sayang sekali sebagai seorang politisi muda, yang berasal dari kalangan islam, dengan potensi besar, tapi dia tidak berusaha merubah itu. Masyarakat akan terus mengingat itu. Kalau Gus Dur saja bisa dia khianati, apalagi rakyat. Gampang begitu,” tegasnya.
Berita terkait:
Aktivis NU Bicara Peluang Nahdliyin di Pilpres 2024, Muhaimin Tersingkir?
Tagar Hasil Survey Jeblok, Muhaimin Iskandar Trending di Twitter
Survey Indikator: Gencar Sosialisasi, Elektabilitas Muhaimin Masih Nol Koma
PKB Tawarkan Koalisi, Gerindra: Asal Prabowo Capresnya
Keluarga almarhum Gus Dur juga menyebut, belum ada perkembangan dari hubungan mereka dengan Muhaimin, walaupun antara keduanya masih ada hubungan kekeluargaan.
Saat ditanya kapan terakhir kali Muhaimin datang atau berkunjung ke rumah Gus Dur, Inayah Wahid mengaku sudah tak ingat lagi karena sudah terlalu lama.
“Orang gak pernah ketemu aja dia bilang hubungan biasa-biasa, apalagi kalau pernah ketemu mungkin dia bilang mesra sekali,” pungkas Yenny Wahid. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)