RUANGPOLITIK.COM – Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan melaksanakan Sholat Ied bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta International Stadium (JIS) pada Senin, 2 Mei 2022 kemarin.
Pada kesempatan tersebut Zulkifli Hasan (Zulhas) berkali-kali memuji kinerja Anies dalam membangun Jakarta.
Langkah Zulhas tersebut mendapatkan penilaian positif dari pengamat politik Efriza, yang menyebutkan Zulhas berusaha membawa PAN kembali ke jalurnya.
“Sebuah langkah yang cerdas dari Zulhas untuk kembali membawa PAN kembali ke jalur mereka yang sebenarnya. Sejak memutuskan bergabung dengan koalisi pemerintah, PAN terlihat seperti kebingungan. Mau mengkritik, salah, mau ikut seluruhnya kebijakan pemerintah, sepertinya tidak benar juga. Apesnya lagi, kursi kabinet yang diharap-harapkan tak kunjung dapat,” ujar Efriza ketika berbincang dengan RuPol, Rabu (4/2/2022).
Sikap PAN yang serba tanggung tersebut, menurut Efriza juga berpengaruh kepada elektabilitas partai yang terus menurun.
“Banyak hasil survey menyebutkan PAN tidak mencapai parliamentary threshold, tentunya itu merupakan lampu kuning bagi Zulhas. Jika ini berlanjut, tentu kerugian besar bagi PAN, apalagi sebenarnya ceruk suara PAN itu saat ini berada di luar pemerintah,” lanjutnya.
Dengan adanya kecenderungan penurunan yang tajam tingkat kesukaan kepada pemerintah dan Presiden Jokowi, maka ceruk suara akan semakin besar.
Ceruk suara itu, lanjut Efriza hanya akan berbagi antara PKS dan Demokrat, sedangkan posisi PAN sudah tergantikan oleh Partai Ummat.
Berita terkait:
PAN Tegaskan Tak Ada Agenda Politik pada Pertemuan Zulhas dan Sandiaga Uno
Sholat Ied Bersama di JIS, Zulhas Puji Kerja Anies Untuk Jakarta
Shalat Idul Fitri dengan Anies, Zulhas Tunjukkan Kedewasaan Berpolitik
Sentil Cak Imin dan Zulhas, Rizal Ramli: Kelewat Batas, Gue Timpa Dah Lu
Efek Ekor Jas Anies
Melihat kondisi adanya ceruk suara yang besar tersebut, makanya PAN langsung mendekati Anies yang digambarkan sebagai antitesis dari pemerintah.
“Sebenarnya kalau kita tanya pengurus atau kader PAN, sebagian besar itu menolak bergabung dengan koalisi. Sehingga saat ada manuver Zulhas seperti ini, mereka langsung senang, seperti mendapatkan harapan dan tenaga baru menghadapi Pemilu 2024,” terang Dosen Ilmu Politik di berbagai perguruan tinggi tersebut.
Efriza juga melihat Zulhas ingin menjadikan PAN sebagai salah satu motor utama sebagai pengusung Anies Baswedan pada pilpres mendatang.
“Saat ini Anies memang memiliki peluang yang besar untuk capres, walau Anies sendiri tanpa partai tapi sosoknya akan menjadi magnet bagi partai-partai. Dengan 3 partai saja Anies sudah bisa melenggang, saat ini kita lihat yang gercep (gerak cepat) ada Nasdem, PPP dan tentunya PKS. PAN pasti juga tidak ingin ketinggalan, mereka juga ingin mendapatkan ‘efek ekor jas’ dari Anies,” papar Efriza.
Jika Nasdem dan PPP tidak jadi mengusung Anies, PAN bersama PKS bisa saja mendorong Anies untuk berpasangan dengan Agus Harimurti Yudoyono (AHY).
Tentunya, lanjut Efriza, Zulhas dan PAN harus menindak lanjuti pembicaraan ke tingkat yang lebih kongrit dengan Anies.
“Dibutuhkan keberanian dan komitmen dari Zulhas supaya semua bisa kongrit, karena bisa saja PAN masih tetap berharap mendapatkan kursi kabinet. Tapi saya sendiri melihat Zulhas sudah tidak berharap, mengingat waktu terus berjalan dan Presiden Jokowi juga tidak memberikan tanda-tanda akan reshufle kabinet dalam waktu dekat,” pungkas Efriza. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)