RUANGPOLITIK.COM-Ketua Umum Partai Garuda, Ahmad Ridha Sabana mengatakan, Yohanna sudah berkonstribusi dalam perjalanan Partai Garuda sejak tahun 2017 silam. Menurutnya, penunjukan Yohanna merupakan upaya membangun regenerasi dan memberikan penyegaran di tubuh partai.
“Sosoknya yang muda, smart, dan memiliki pengalaman dan jejaring yang luas diharapkan akan membawa partai bersaing pada Pemilu 2024. Apalagi dalam waktu dekat ada agenda Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu,” ujar Ketua Umum DPP Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana, dalam pidato sambutan saat peringatan hari ulang tahun Partai Garuda ke-7.
“Pada kesempatan ini pula, saya ingin memperkenalkan Sekretaris Jenderal DPP Partai Garuda yang baru yakni saudari Yohanna Murtika,” kata Ahmad Ridha Sabana, Minggu (17/4/2022).
Berita Terkait:
PAN Ancam Balik Ade Armando yang Somasi Eddy Soeparno
Soal Big Data, Roy Suryo: Luhut Big Dusta!
Cibir Pemerintahan Jokowi, AHY Sebut Rakyat Rindu SBY
Yohanna Murtika menurut Ridha bukanlah wajah baru di Partai Garuda, karena dinggap telah lama berkontribusi cukup lama di partai itu.
Apalagi sosoknya yang telah lama dikenal sebagai aktivis perempuan.
“Dia sudah ikut serta dan turut berkonstribusi dalam perjalanan Partai Garuda sejak tahun 2017 silam. Selain itu, selama ini Yohanna juga dikenal luas sebagai aktivis perempuan yang banyak bergerak di bidang advokasi masyarakat dan isu-isu sosial lainnya,” katanya.
Ridha menambahkan, penunjukan Yohanna sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai Garuda, sebagai upaya membangun regenerasi dan memberikan penyegaran di tubuh partai.
Ia pun berharap ke depannya, Partai Garuda bisa bersaing dengan partai lainnya.
“Sosoknya yang muda, smart dan memiliki pengalaman dan jejaring yang luas dipandang mampu membawa Partai Garuda untuk bersaing dalam kontestasi pemilu 2024. Apalagi dalam waktu dekat akan ada agenda besar yaitu Verifikasi Partai Politik peserta pemilu,” katanya.
ohanna dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/4/2022) menyatakan siap mencurahkan sepenuh hati untuk Partai Garuda dan masyarakat luas.
Kutub pertama dimana kaum muda hanya menjadi subordinat dan pelengkap.
“Di kutub lainnya, kaum muda kita terjebak pada sikap apatisme politik yang cukup akut. Ironinya, kedua hal tersebut membuat kaum muda kita kian jauh dari panggung politik,” katanya.
Menurutnya hal tersebut merupakan dua tantangan yang harus mampu dihadapi oleh kaum muda.
Sebagai kaum muda, Yohana mengatakan kaum muda berkewajiban untuk membuktikan kepada publik bahwa persepsi itu tidak seutuhnya benar.
“Para pendiri bangsa ini telah memberikan contoh dan bukti bahwa kaum muda telah, dan akan selalu menjadi pilar utama dalam membangun bangsa Indonesia,” ujarnya.(AP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)