RUANGPOLITIK.COM— TPNPB-OPM lewat juru bicaranya Sebby Sambom merilis kondisi Pilot Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY, Kapten Philips Max Mehrtens usai sepekan pasca sandera pesawat tersebut. Dalam salah satu video, Philips menyampaikan pesan singkat bahwa dirinya disandera agar Papua bisa merdeka.
“Kelompok Papua menangkap saya dan mereka berjuang untuk kemerdekaan Papua. Mereka minta agar militer Indonesia pulang dan jika tidak mereka tetap menahan saya dan keselamatan saya akan terancam,” kata Philips.
Menanggapi hal ini Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin meminta aparat TNI-Polri menolak tuntutan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menyandera pilot Susi Air, Kapten PhilipMark. OPM meminta Papua Merdeka jika pilot mau dilepaskan.
“Sikap kami NKRI harga mati. Jadi tidak bisa menegosiasikan wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia untuk kepentingan segelintir orang,” kata Hasan di kompleks parlemen, Rabu (15/2/2023).
Politikus PDIP itu mengaku sempat berdiskusi dengan Panglima TNI mengenai kondisi Papua saat ini sebelum insiden pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan penumpang serta pilot pesawat tersebut. Menurut Hasan, kondisi Papua saat ini memang mengkhawatirkan.
“Kami diskusi dengan Panglima TNI dan jajaran mengenai Papua. Situasinya memang cukup mengkhawatirkan,” kata dia.
Dia mengaku masih menunggu upaya yang tengah dilakukan aparat di bawah Kemenko Polhukam saat ini.
Namun, berdasarkan kesimpulan rapat Komisi I dengan Panglima TNI, Hasan menyebut saat ini perlu ada payung hukum lebih kuat yang bisa mengatur langkah TNI secara terarah dan terukur.
“Mudah-mudahan negosiasi bisa berjalan dengan baik. Tetapi tidak menegosiasikan kedaulatan negara,” katanya.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa mengatakan tuntutan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau OPM yang menyandera pilot Susi Air sudah didengar pihaknya.
Meski demikian, ia menyebut aparat gabungan TNI-Polri akan tetap mencari keberadaan pilot tersebut.
“Bahwa dalam video tersebut tuntutan gerombolan KST sudah kita dengar. Aparat TNI-Polri terus melakukan pencarian secara maksimal,” kata Saleh.
Politikus PDIP itu mengaku sempat berdiskusi dengan Panglima TNI mengenai kondisi Papua saat ini sebelum insiden pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan penumpang serta pilot pesawat tersebut. Menurut Hasan, kondisi Papua saat ini memang mengkhawatirkan.
“Kami diskusi dengan Panglima TNI dan jajaran mengenai Papua. Situasinya memang cukup mengkhawatirkan,” kata dia.
Dia mengaku masih menunggu upaya yang tengah dilakukan aparat di bawah Kemenko Polhukam saat ini.
Namun, berdasarkan kesimpulan rapat Komisi I dengan Panglima TNI, Hasan menyebut saat ini perlu ada payung hukum lebih kuat yang bisa mengatur langkah TNI secara terarah dan terukur.
“Mudah-mudahan negosiasi bisa berjalan dengan baik. Tetapi tidak menegosiasikan kedaulatan negara,” katanya.
Dalam salah satu video, Philips menyampaikan pesan singkat bahwa dirinya disandera agar Papua bisa merdeka.
“Kelompok Papua menangkap saya dan mereka berjuang untuk kemerdekaan Papua. Mereka minta agar militer Indonesia pulang dan jika tidak mereka tetap menahan saya dan keselamatan saya akan terancam,” kata Philips.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa mengatakan tuntutan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau OPM yang menyandera pilot Susi Air sudah didengar pihaknya.
Meski demikian, ia menyebut aparat gabungan TNI-Polri akan tetap mencari keberadaan pilot tersebut.
“Bahwa dalam video tersebut tuntutan gerombolan KST sudah kita dengar. Aparat TNI-Polri terus melakukan pencarian secara maksimal,” kata Saleh.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)