RUANGPOLITIK.COM — Sebelumnya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu membantah isu molornya deklarasi Koalisi Perubahan karena mekanisme partainya yang harus melalui tahap Majelis Syuro. Ia bahkan menegaskan, koalisi masih saling menunggu, baik Demokrat, Nasdem, maupun PKS.
“Semua saling menunggu kok, bukan menunggu PKS. Jadi saling menajamkan kesepakatan,” kata Syaikhu di Gedung KPU, Kamis (15/12).
Koalisi Perubahan yang direncanakan diawaki tiga partai politik, NasDem, PKS dan Demokrat, tak kunjung mendeklarasikan diri, setelah mundur dari tanggal yang dirancang pada 10 November 2022.
Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto mengatakan, deklarasi koalisi yang akan mengusung Anies Baswedan menjadi bakal capres tersebut masih menunggu keputusan masing-masing partai. Ketiga partai di Koalisi Perubahan memiliki strategi sendiri, sebelum menentukan kapan waktu yang tepat.
“Masing-masing, lagi-lagi masing-masing punya strateginya,” kata Sugeng, Jumat (16/12).
“Demokrat punya strategi kenapa belum mengumumkan hari ini. PKS juga demikian, yang itu kami bahas di tim kecil,” ujar Sugeng.
NasDem yang sudah lebih mendeklarasikan bakal calon presiden Anies Baswedan, mengaku tidak masalah terkait koalisi yang juga belum dideklarasikan.
Sugeng memastikan NasDem menghormati Demorkat dan PKS dalam menentukan waktu deklarasi koalisi.
“Dan itu tidak ada masalah masing masing,” kata Sugeng.
Menurutnya, komunikasi tim kecil membahas rencana koalisi masih terus berjalan sampai saat ini. Tim kecil ini masih menajamkan platform kemenangan dengan sejumlah kesepakatan yang ada.
“Masih kita tajamkan di tim-tim kecil. (Komunikasi) masih terus berjalan,” tegasnya
PKS dikabarkan Syaikhu tetap mengusulkan nama mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sebagai kader PKS yang mendampingi Anies Baswedan. Namun, ia mengatakan usulannya akan tetap diuji dalam survei.
“Tetap itu (mengusulkan Ahmad Heryawan), karena itu kan sebagai amanah saya untuk mengusung kader, tapi nanti secara fair, kita akan uji dalam survei,” ujarnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)