RUANGPOLITIK.COM – Peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdatul Ulama (NU) ke-96 tahun, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin nampak tak menghadiri acara tersebut.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, tidak hadirnya Cak Imin Harlah NU karena adanya perbedaan pandangan dalam berpolitik dan memanasnya hubungan kubu Cak Imin dengan Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya
“Karena bisa saja antara Cak Imin dengan Ketum PBNU merupakan kubu yang berbeda. Kita tahu Gus Yahya itu dulu PKB kubu Gus Dur, dan pernah jadi wasekjen di PKB kubu Gus Dur. Kita tahu juga PKB Gus Dur dikalahkan oleh PKB Cak Imin. Sehingga kubu PKB Gus Dur termasuk Gus Yahya tergusur,” kata Ujang, kepada RuPol, Selasa (01/02/2022).
“Kini ketika Gus Yahya jadi Ketum PBNU, ya masih punya pandangan politik yang berbeda dengan Cak Imin,” tambahnya.
Baca juga:
Perempuan NU Ramai-ramai Dukung Cak Imin Capres 2024
Ulama Maluku Dorong Muhaimin Berpasangan dengan Anies
Lebih lanjut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu, menyebut atas perbedaan politik ini akan mempengaruhi langkah Cak Imin untuk melaju sebagai calon presiden di Pemilu 2024 mendatang.
“Wajar jika Cak Imin sebagai Ketum PKB punya keinginan jadi capres dan cawapres. Namun tanpa dukungan PBNU dan kalangan Nahdliyin, agak berat langkah Cak Imin tersebut,” ungkapnya.
Sebab, kata Ujang, dukungan dukungan PBNU dan kalangan Nahdliyin akan sangat membantu jika Cak Imin ingin memenangkan kontestasi politik tersebut.
“Jadi bagaimana ingin mendapat dukungan pihak luar, jika yang satu rumah pun tak mendukung,” imbuh Ujang.
Sebelumnya, ketegangan antara PBNU dengan Cak Imin juga terjadi, ketika Cak Imin melakukan safari politik ke cabang-cabang NU.
Kegiatan tersebut langsung ditanggapi oleh PBNU, dengan memanggil para Ketua PCNU yang dikunjungi Cak Imin tersebut.
Ketua PBNU KH Yahya Choli Staquf juga berkali-kali menyebutkan komitmennya untuk membawa NU menjauh dari politik praktis. (AFI)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)