RUANGPOLITIK.COM — Mencuatnya nama Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan atau Aher, yang diprediksi akan menjadi cawapres Anies Baswedan dinilai kurang rasional. Aher dianggap tidak memiliki dampak elektoral terhadap PKS atau Koalisi Perubahan. Pernyataan ini disampaikan oleh Dedi Kurnia Syah, Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) kepada RuPol, Senin (31/10).
“Jika Anies komitmen memilih Aher dan koalisi mendukung itu, berarti mereka sedang mempersiapkan diri untuk kekalahan. Dan ini sangat merugikan bagi Surya Paloh dan NasDem yang mendukung Anies sebagai capres,” tegasnya.
Dedi menilai secara hitungan politik, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jauh lebih unggul dari Aher. Sehingga AHY dinilai jauh lebih tepat untuk mendampingi Anies daripada Aher. Meskipun pemilihan AHY sebagai cawapres masih beresiko. Elektabilitas mereka setara. AHY dalam karir politiknya akan jauh lebih baik diusulkan sebagai anggota kabinet ketika mereka berhasil memenangkan pilpres. Baru jika pilpres selanjutnya AHY bisa masuk dalam bursa cawapres.
“Elektabilitas Anies dan AHY itu setara, siapapun yang memilih Anies pasti akan memilih AHY. Sehingga pemilih mereka tidak akan masalah untuk memilih Anies atau AHY.
Sementara itu dari pertemuan Anies dan Aher yang berlangsung Minggu (30/10) kemarin, Dedi melihat ada kekurangan yang paling menonjol dari pertemuan politik ini. Keduanya berharap pemilih dari muslim dengan identitas agama. Karena Aher dikenal religius, Anies juga sama. Meskipun Anies jauh lebih baik dari Aher karena memiliki catatan prestasi yang cukup gemilang dan diakui oleh publik.
“Surya Paloh belum tentu pilih Aher menjadi cawapres karena resikonya tinggi sekali. Dan Aher tidak punya dampak elektoral terhadap koalisi bahkan terhadap suara PKS sendiri,” tegasnya. (IY)
Editor: Ivo Yasmiati