RUANGPOLITIK.COM – Perjalanan safari politik Muhaimin Iskandar (Cak Imin) beberapa waktu lalu di cabang-cabang Nahdlatul Ulama (NU), berbuntut panjang.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU, Rahmat Hidayat Pulungan memberikan teguran keras, karena upaya Cak Imin yang dianggap mengkerdilkan NU demi kepentingan pencapresannya.
Menurut Rahmad, dalam safari yang dilakukan Cak Imin terkesan NU hanya menjadi alat politik PKB, padahal NU adalah pendiri PKB dan pemegang saham terbesar PKB.
“Ini menunjukkan PKB ingin mengerdilkan NU dan PBNU. Cara berorganisasi yang salah kaprah seperti ini harus diingatkan,” tegur Rahmat dalam keterangan tertulisnya yang sampai ke redaksi RuPol, Selasa (25/1/2022).
Cak Imin dinilai telah lupa pada sejarah terbentuknya PKB, yang dilahirkan NU untuk menyikapi perkembangan politik pada awal reformasi.
“PKB itu anak kandung NU, yang kelahirannya dibidani oleh Gus Dur (Abdurrahman Wahid). Jadi jangan dibolak-balik. Muhaimin harus diingatkan lagi tentang sejarah itu, agar tidak lagi mengacaukan posisinya,” lanjut Rahmat.
Baca juga:
Dukung Cak Imin Capres, Ketua PCNU Dipanggil Gus Yahya
Muhaimin Pede Maju Capres, Ingin Rebut Kembali Kursi Gus Dur
Terkait dengan safari politik yang dilakukan Cak Imin tersebut, menurut Rahmat, harusnya Cak Imin atau PKB terlebih dulu melapor kepada PBNU, jangan langsung turun menemui cabang-cabang.
“Itu yang saya maksudkan. Jadi PKB itu adalah milik PBNU. PBNU, PWNU dan PCNU itu berhak mengaudit PKB tiap tingkatan. Jangan terbalik, jangan merasa lebih hebat,” tegasnya.
Sebelumnya Muhaimin Iskandar melakukan safari ke beberapa PCNU di wilayah Jawa Timur, dan mendeklarasikan pencapresannya di hadapan para pengurus dan kader-kader NU.
Hal tersebut berimbas dengan dipanggilnya PCNU Banyuwangi dan PCNU Sidoarjo oleh PBNU, karena dinilai telah ikut dalam kegiatan politik praktis, padahal sebelumnya Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf sudah berkali-kali menyatakan komitmennya untuk membawa NU menjauh dari politik. (YON)
Editor: Bejo. S
(RuPol)