Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana pun telah menyatakan pemerintah siap membagikan paket kompor listrik dengan harga sekitar Rp 1,8 juta
RUANGPOLITIK.COM –Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan penggunaan kompor listrik jauh lebih murah dibandingkan dengan gas LPG.
Menurut Arya, migrasi ke kompor listrik tidak akan mengganggu atau menambah pasokan batu bara untuk listrik.
“Kecil itu rumah tangga, kecil bangeut, kecil bangeut. Lihat komposisinya tadi paling besar itu industri. Rumah tangga itu kecil banget,” ujarnya seusai rapat dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2022). “Kecillah.”
Selain itu, Arya juga menuturkan bahwa migrasi ke kompor listrik juga tidak membantu oversupply PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN. “Enggak itu juga enggak, terlalu kecil. Terlalu kecil, serius,” tuturnya.
Menurut Arya, migrasi kompor listrik itu bertujuan untuk mengurangi subsidi itu yang pertama, kedua bisa membuat biaya masyarakat juga ikut turun.
“40 persen lebih murah daripada menggunakan gas LPG,” imbuhnya.
Sementara Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan konversi ke kompor listrik dapat menghemat energi sekitar Rp 8 ribu per kilogram.
Dengan adanya penghematan ini, Indonesia mengubah energi yang tadinya impor menjadi energi domestik.
“PLN telah mempertimbangkan keseimbangan energi sesuai dengan arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) beserta Kementerian BUMN,” tandasnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana pun telah menyatakan pemerintah siap membagikan paket kompor listrik dengan harga sekitar Rp 1,8 juta.
Satu paket kompor listrik itu terdiri atas dua tungku, satu alat masak, dan satu miniature circuit breaker atau MCB.
Tetapi, Kementerian ESDM belum bisa memastikan berapa perubahan daya listrik sebagai konsekuensi program konversi ke kompor listrik tersebut.
“Rp 1,8 juta itu rencana awal dengan dua tungku yang sama kapasitasnya,” ujarnya.
Adapun masyarakat yang menjadi target pemberian paket kompor listrik ini adalah mereka yang namanya masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Jadi satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dayanya (listrik) dinaikkin,” tukas Rida seusai menghadiri rapat banggar di Kompleks Parlemen, Selasa (20/9/2022).
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)