RUANGPOLITIK.COM – Dalam survei Indopol Survey and Consulting, pada Juli 2022, Mahfud menjadi sosok yang dipilih terbanyak oleh warga NU dengan keterpilihan 17,48 persen. Di posisi kedua ada nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (11,87 persen), sedangkan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar hanya menduduki peringkat ketiga (9,02 persen), dan terakhir di isi nama Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (4,55 persen). Sementara undecided voters atau responden yang belum menentukan pilihan masih tinggi, ada sekitar 48,78 persen.
Wakil Rais Aam PBNU Afifuddin Muhajir dalam keterangannya pada acara Seminar Nasional ‘Perspektif Nahdlatul Ulama (NU) Terhadap Agenda Bangsa 2024’, di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2022) menilai calon pemimpin bangsa bukan hanya hadir dari partai politik. Menurutnya, masyarakat juga membutuhkan calon alternatif dengan kapabilitas dan integritasnya bisa muncul pada gelaran Pemilu 2024.
“Kalau ada calon yang punya kapabilitas dan integritas, sebagaimana syarat mutlak sebagai pemimpin, dari nonparpol, alangkah baiknya kita sepakati. Hilangkan fanatisme parpol,” kata Kiai Afif.
Berita Terkait:
Tak Hadir di Harlah NU, Pengamat: Langkah Cak Imin jadi Capres Berat
Gus Yahya: NU Tak Boleh Dikooptasi dan Mencampuri PKB
Survey CSIIS: Suara PKB Tergerus di Kalangan Nahdliyin
Ia mengakui, memang selama fanatik partai masih melekat, partai politik tidak akan rela jika muncul calon bukan dari partai mereka. Padahal, memilih pemimpin yang beritegritas dan memiliki kapabilitas sangat penting. Wakil Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah serta Naib Mudir Ma’had Aly Sukorejo Situbondo ini, menyebut kader Nahdlatul Ulama (NU) yang bisa menjadi calon alternatif di Pilpres 2024 yakni, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
“Saya kira Pak Mahfud jadi salah satu tokoh alternatif yang memenuhi syarat yang saya sebutkan sebagai pemimpin tadi. Semoga partai politik memunculkan nama alternatif ini,” pungkas Kiai Afif.
Editor: Rikky A. D
RuPol