RUANGPOLITIK.COM-Peneliti Akar Rumput Strategic Consulting Bagus Balghi menyatakan bahwa pasangan Airlangga Hartarto-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih unggul dibanding pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani.
Bagus menjelaskan, Airlangga Hartarto mendapat insentif politik dari kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah di bidang pemulihan ekonomi. Sementara, figur AHY mewakili representasi anak muda sesuai dengan bonus demografi pada pemilu mendatang.
Menurut Bagus, survei ARSC melakukan simulasi pasangan calon dengan mempertimbangkan kombinasi pasangan calon antara figur ketua umum/pimpinan partai politik dengan sosok populer.
Hasilnya, Airlangga Hartarto-Agus Harimurti Yudhoyono dipilih 24,4% responden diikuti Prabowo Subianto-Puan Maharani 17,7%.
“Survei ini secara nasional berlangsung pada 21 Juni-5 Juli 2022 melalui wawancara telepon menggunakan kuesioner terstruktur. Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi dan sikap masyarakat terhadap isu-isu aktual terkait dengan kinerja pemerintahan dan kontestasi menuju Pemilu 2024,” ujar Bagus.
Berita Terkait:
Demokrat Harap Surya Paloh Bisa Menangkan Anies-AHY di Pilpres 2024
Demokrat: Kalau Anies-AHY Jadi Pimpin Indonesia, Bangsa Ini Maju Pesat
Didampingi AHY dan Dino Patti Djalal, SBY Terima Presiden Timor Leste di Cikeas
Demokrat Lampung Makin ‘Runyam’ Pascaputusan Ketum Demokrat AHY
Survei mengambil sampel 1.225 responden, terbagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih (penduduk usia dewasa) yang tercatat pada Pemilu 2019.
Sampel ditentukan dengan acak bertingkat (Multistage random sampling) dengan Margin of error kurang lebih 2,8% pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%.
“Kombinasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang dinilai publik ideal adalah sosok ketua umum/pimpinan partai politik dan sosok populer. Pasangan ideal ini sebagai representasi dari keseimbangan antara kebutuhan memperkuat institusi partai politik, demokrasi, dan popularitas figur. Hal inilah yang dipandang ARSC sebagai Titik Tengah Penguatan Demokrasi di Indonesia,” tandas Bagus. (BJP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)