RUANGPOLITIK.COM – Buntut dari ricuh pasca pelaksanaan Musyawarah Daerah ke-5 Partai Demokrat Riau, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Demokrat Riau, Asri Auzar menyatakan mundur dari keanggotaan partai berlambang bintang mercy tersebut.
Mantan Ketua Wakil Ketua DPRD Propinsi Riau itu mengaku dirinya merasa dizalimi dan dirampas posisinya, karena harusnya jabatannya itu berakhir pada bulan Oktober 2022, namun sekarang seperti dipaksakan dirinya harus lengser.
“Pergantian ketua itu adalah hal yang lazim pada sebuah organisasi, namun lakukanlah sesuai anggaran dasar dan rumah tangga. Ini tidak sesuai, tidak sah,” ujar Asri Auzar di Kantor DPD Partai Demokrat Riau, jalan Arifin Ahmad, Pekanbaru, Selasa (30/11/2021)
Agung Nugroho Pimpin Partai Demokrat Riau, Setelah Terpilih Secara Aklamasi
Asri Auzar yang dikenal sebagai salah satu pendukung militan Agus Harimurti Yudoyono (AYH) ketika konflik dengan kubu Moeldoko beberapa waktu lalu, saat ini mengaku sangat kecewa dengan putra sulung Mantan Presiden SBY tersebut.
“AHY mendukung pelaksanaan musda yang melanggar AD/ART ini. Kalau Ketum melanggar AD/ART. Ketum bertanggung jawab dengan partai ini. Ketum juga bisa dilengserkan nanti,” ujarnya penuh kekecewaan.
Memanas Pasca Musda, Kader Demokrat Riau Bakar Atribut Partai
Disinggung mengenai kemungkinan dirinya akan dijadikan pengurus DPP Partai Demokrat, mantan calon bupati Kabupaten Rokan Hilir itu mengaku tidak tertarik, dirinya sudah bulat untuk mundur.
“Dulu saya bangga menjadi kader Demokrat. Namun saat ini saya juga bangga keluar dari Partai Demokrat,” tutupnya.
(RuPol)