RUANGPOLITIK.COM–Kiprah Menteri BUMN Erick Thohir dalam mengejar tiket capres pada Pilpres 2024, belum menunjukan hasil yang positif. Pendekatan-pendekatan ke berbagai partai tidak berhasil, begitu juga dengan pendekatan intensif ke kalangan Nahdliyin melalui PBNU juga belum berhasil memikat partai politik.
“Walau belum menyebutkan akan ikut pada gelaran pilpres, tapi sepak terjang Erick Thohir menunjukan adanya ambisi tersebut. Tapi sayangnya manuver dan cara-caranya untuk memikat partai belum optimal,” ujar Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari melalui keterangan tertulis kepada RuPol, Rabu (22/6/2022).
Tersingkirnya nama Erick Thohir dari rekomendasi pada Rakernas NasDem, menunjukan sampai saat ini dia belum memiliki pesona yang kuat untuk diusung sebagai capres.
“Setidaknya NasDem tidak melihat ada yang menarik dari sosoknya, walau sudah mendapatkan dukungan yang banyak dari DPW. Bahkan kedekatan dengan Presiden Jokowi pun tidak bisa membuat NasDem terpikat. Atau mungkin Presiden Jokowi tidak mendukungnya juga. Wallahu ‘alam,” lanjut Sholeh.
Berita Terkait:
PKB Ajak PKS dan Demokrat Gabung Koalisinya dengan Gerindra
Tersingkir Dari NasDem, Pengamat: Nama Erick Thohir Akan Meredup
Erick Thohir Matangkan Sembilan Program Peringatan Satu Abad NU
Dukungan untuk Erick Thohir Maju Pilpres 2024 Terus Mengalir
Aktivis vokal Nahdlatul Ulama (NU) itu juga menyoroti kedekatan Erick Thohir dengan PBNU.
Menurut Sholeh, langkahnya mencari dukungan dari kalangan NU itu juga belum menjamin akan naiknya pamor dan elektabilitas.
“Selagi ada Cak Imin (Muhaimin Iskandar) Erick akan tetap susah payah mendapatkan dukungan NU. Walau dia memiliki kedekatan dengan PBNU. Bagi warga NU, PKB merupakan wadah penyaluran aspirasi politik, kemana PKB akan berlabuh maka kesitulah Nahdliyin,” terangnya.
Apalagi, lanjut Sholeh, PBNU saat ini tidaklah sama dengan PBNU sebelum-sebelumnya.
PBNU di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf memiliki banyak masalah dan tidak kokoh seperti sebelumnya.
“Gus Yahya sudah mengeluarkan pernyataan membawa NU menjauh dari politik. Itu jelas akan menjadi catatan sampai kapanpun. Jika tiba-tiba mendukung salah seorang kandidat, maka kredibilitas Gus Yahya langsung dipertanyakan,” sambungnya.
Kasus yang menyeret Bendahara Umum (Bendum) PBNU Mardani H Maming, juga memberi pengaruh terhadap kredibilitas PBNU dan juga Erick Thohir.
Walaupun kasus tersebut terjadi sebelum Maming menjadi Bendum PBNU, namun pasti mempengaruhi citra PBNU di mata publik.
“Itu (kasus Maming) merupakan tamparan keras bagi PBNU. Bahwa kebijakan Gus Yahya mengakomodir banyak unsur dalam kepengurusan membawa dampak juga. Dan jangan lupa antara Mardani Maming dengan Erick Thohir juga punya kedekatan spesial di HIPMI. Jadi kaitan-kaitan itu juga mempengaruhi performa Erick di mata warga NU,” pungkas Sholeh. (YON)
Editor: Lis K
(RuPol)